Putin melakukan penerbangan singkat dengan Tu-160M saat hubungan Rusia dengan negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS), sedang berada di titik terendahnya, dipicu invasi ke Ukraina. Konflik serius kedua negara sebelum ini terjadi pada 1962 yang dikenal dengan Krisis Rudal Kuba.
Tu-160M bisa dinaiki empat kru serta membawa 12 rudal jelajah atau 12 rudal nuklir jarak pendek. Kemampuan jelajahnya mencapai 12.000 km non-stop tanpa mengisi bahan bakar.
Berdasarkan kontrak pada 2018, Angkatan Udara Rusia memesan 10 pesawat pengebom Tu-160M versi modern. Harga per unit pesawat ini 15 miliar rubel atau sekitar Rp2,5 triliun.