Pezeshkian pada Minggu kemarin mempresentasikan kabinetnya, yang di dalamnya termasuk seorang perempuan, ke Parlemen Iran untuk disetujui. Daftar yang diusulkan itu mendapat kritik dari beberapa kalangan di kubu reformis Iran, termasuk kritik atas dimasukkannya sejumlah tokoh konservatif dari pemerintah almarhum Presiden Ebrahim Raisi.
Zarif mengatakan, dia juga menghadapi tekanan pascapengangkatannya sebagai wakil presiden karena anak-anaknya memegang kewarganegaraan AS.
Undang-undang Iran yang diberlakukan pada Oktober 2022 melarang orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda memperoleh pekerjaan atau menduduki jabatan yang sensitif di pemerintahan. Aturan itu juga berlaku bagi mereka yang memiliki anak-anak atau pasangan dengan kewarganegaraan ganda.