GAZA, iNews.id - Rasa takut kembali menyelimuti warga Jalur Gaza setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara baru di tengah masa gencatan senjata pada Minggu (19/10/2025). Bagi banyak warga, serangan yang menewaskan puluhan orang itu menegaskan satu hal, Israel akan kembali membunuh setelah mendapatkan semua sandera.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025, jumlah korban jiwa akibat serangan Israel terus meningkat. Sedikitnya 97 warga Gaza tewas, termasuk 42 orang hanya dalam satu hari pada Minggu.
Ketakutan Warga: Perang Akan Dimulai Lagi
Serangan mendadak yang mengguncang Gaza Selatan membuat warga panik. Suara ledakan dan serangan udara membuat banyak keluarga mengira perang besar kembali dimulai.
“Rasa takut dan panik mendominasi warga Gaza seiring militer Israel melancarkan lebih dari 20 serangan udara,” ujar jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, dari Gaza.
Dia menuturkan, banyak warga beranggapan Israel tak lagi menahan diri setelah berhasil mengembalikan semua sandera hidup dari Gaza.
“Sekarang Israel telah mendapat kembali para sandera, mereka kembali membunuh kita,” kata Mahmoud, menirukan ucapan warga setempat.
Serangan Brutal di Tengah Gencatan Senjata
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan itu merupakan balasan atas dugaan serangan Hamas di Rafah yang menewaskan dua tentaranya. Namun, kelompok perlawanan Palestina itu membantah keras tuduhan tersebut.
Hamas menegaskan tidak ada kontak militer apa pun di Rafah, sebab wilayah itu telah menjadi zona merah di bawah kendali penuh Israel sejak perang kembali pecah pada Maret lalu.
“Tuduhan itu hanya alasan bagi Israel untuk memulai kembali agresinya,” kata sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al Qassam, dalam pernyataannya.