WHO: Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Obati Gejala Virus Korona, Paracetamol Boleh

Nathania Riris Michico
Obat-obatan penghilang rasa sakit atau yang termasuk golongan Ibuprofen, atau obat anti-inflamasi. (FOTO: JACK GUEZ / AFP)

Bahkan sebelum pandemi, pihak berwenang Prancis membunyikan alarm atas "komplikasi menular" yang serius terkait dengan penggunaan ibuprofen, yang dijual dengan berbagai merek seperti Nurofen dan Advil, dan obat anti-inflamasi lainnya.

Seorang juru bicara untuk perusahaan farmasi Inggris Reckitt Benckiser, yang membuat Nurofen, menyatakan perusahaan itu menyadari kekhawatiran yang timbul soal penggunaan steroid dan produk anti-inflamasi non-steroid (NSAID), termasuk ibuprofen, untuk mengurangi gejala COVID-19.

"Keselamatan konsumen adalah prioritas nomor satu kami," kata juru bicara itu.

"Ibuprofen adalah obat mapan yang telah digunakan dengan aman sebagai pereda demam, rasa sakit, dan pereda nyeri, termasuk dalam penyakit virus, selama lebih dari 30 tahun."

"Kami saat ini belum percaya ada bukti ilmiah terbukti yang menghubungkan penggunaan ibuprofen yang dijual bebas dengan pembengkakan COVID-19," isi pernyataan itu.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Health
11 hari lalu

WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!

Nasional
1 bulan lalu

Eks Direktur WHO Soroti Kasus Cacingan di Bengkulu, Salahkan Pemerintah?

Internasional
2 bulan lalu

WHO Cabut Status Darurat Global Cacar Monyet

Nasional
2 bulan lalu

Eks Direktur WHO Soroti Kematian Bocah Sukabumi dengan Banyak Cacing di Tubuhnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal