LONDON, iNews.id - Presiden Suriah Bashar Al Assad dilaporkan mengirim uang tunai ke Rusia sebesar 250 juta dolar AS atau sekitar Rp4 triliun (kurs saat ini). Uang itu dikirim antara 2018 hingga 2019 saat Rusia sedang babak belur dijatuhi sanksi dari negara-negara Barat.
Di sisi lain Assad sangat membutuhkan bantuan militer dari Rusia dalam menghadapi perang saudara melawan para pemberontak.
Surat kabar Inggris Financial Times, dalam dokumen yang diperolehnya, mengungkapkan bank sentral Suriah menerbangkan uang tunai dolar AS dan euro ke Bandara Vnukovo, Moskow. Uang tunai dengan bobot hampir 2 ton itu kemudian disetorkan ke bank-bank Rusia yang dikenai sanksi oleh AS.
Pengiriman uang tersebut juga berlangsung selama periode saat Suriah sangat bergantung pada dukungan militer Rusia, termasuk dari parusahaan tentara bayaran Wagner Group.
"Rezim harus membawa uang mereka ke luar negeri ke tempat yang aman agar bisa menggunakannya untuk mendapatkan kehidupan yang baik bagi rezim dan lingkaran dalamnya," kata David Schenker, mantan Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) AS untuk Urusan Timur Dekat, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (17/12/2024).
Uang tunai itu digunakan oleh Rusia untuk berbagai keperluan, termasuk pembayaran gandum, biaya militer, serta pencetakan uang di Rusia.