Di sisi lain, Bima Arya melihat meningkatnya penularan Covid-19 pada klaster keluarga, karena kesadaran warga yang semakin menurun, setelah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar adaptasi kebiasaan baru (PSBB AKB) mulai 4 Agustus, sehingga kecepatan penularan Covid-19 jadi meningkat.
Menurut Bima, untuk mengatasi penularan Covid-19 di lingkungan keluarga harus dibangun kesadaran dan disiplin yang lebih tinggi kepada warga untuk menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup sehat.
"Kampanye tiga langkah protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, sudah tidak cukup. Warga harus diberikan edukasi soal disiplin dan pola hidup sehat," katanya.
Bima mengingatkan warga Kota Bogor setelah beraktivitas di luar rumah, apalagi yang bekerja di luar kota, setelah kembali ke rumah agar langsung mandi yang bersih dan mengganti pakaian yang bersih, sebelum melakukan kontak degan anggota keluarga yang lain.
"Kalau dalam sehari bisa sampai empat kali mandi, nggak apa-apa, tapi keluarga harus dijaga tetap sehat," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan kampanye masif protokol kesehatan melalui program Gebrak Masker dan Bogor Bermasker yakni membentuk tim dan melakukan kampanye masif di seluruh wilayah Kota Bogor sampai ke tingkat rukun warga dan rukun tetangga (RW dan RT).
Dalam melakukan kampanye masif ini, Pemerintah Kota dan Forkopimda Kota Bogor menggerakkan sekitar 2.000 relawan yang sebelumnya telah dibentuk menjadi tim Detektif (deteksi aktif) Covid-19 yang beranggotakan aparat wilayah di kantor Kecamatan, Polsek, Koramil, Puskesmas, sampai ke kelurahan, dan RW Siaga di seluruh wilayah Kota Bogor.