JAKARTA, iNews.id - Tembakan gas air mata sempat terjadi saat kejadian pengeroyokan kakek Wiyanto Halim (89) di Cakung, Jakarta Timur. Terkait hal ini, Polda Metro Jaya mengungkapkan tindakan penembakan itu adalah prosedur polisi untuk mengurai massa yang tidak berhenti melakukan pengeroyokan.
"Ya semua langkah yang dilakukan polisi di lapangan sudah sesuai dengan SOP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Selasa (25/1/2022).
Menurut Zulpan, penembakan gas air mata diputuskan karena massa membabi buta mengeroyok korban tanpa henti. Menurutnya, ketika posisi korban sudah terpojokkan di dalam mobil, petugas juga sudah terlebih dahulu memberi peringatan melalui pengeras suara namun tidak digubris oleh massa.
"Kita lihat dalam video viral tersebut pengendara kan tidak memberhentikan kendaraannya," paparnya.
Zulpan menilai, secara psikologis massa sudah terlanjur tersulut oleh provokasi teriakan maling. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya mengendalikan massa sehingga terpaksa menembak gas air mata kepada kerumunan amukan massa.