Pada Jumat (23/7/2021) Presiden Joko Widodo melakukan sidak ke satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat untuk mengecek persediaan obat Covid-19 di pasaran. Hasilnya obat antivirus yang dicari yakni Oseltamivir dan Favipiravir tidak ditemukan.
Kelangkaan obat di pasaran memunculkan dugaan banyak pihak-pihak menimbun obat. Mereka lantas menjual di pasar online dengan harga melonjak.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Roby Muhamad menyayangkan di tengah banyaknya masyarakat berjibaku meringankan beban masyarakat terdampak, muncul oknum-oknum yang memanfaatkan situasi pandemi untuk mengeruk keuntungan pribadi. Tindakan ini dinilainya muncul akibat sifat hewani yang mendominasi.
"Tentu ada saja sekelompok kecil manusia yang berusaha memanfaatkan penderitaan. Sifat ini muncul di pribadi atau kelompok yang semangat kompetisi kebinatangan jauh lebih dominan daripada sifat tolong menolong," kata Roby saat dihubungi iNews.id, Rabu (28/7/2021).
Sosiolog bidang jejaring sosial itu menjelaskan, ada sejumlah hal yang memengaruhi hingga seorang tega berbahagia di atas kesusahan orang. Salah satunya tidak mengenal atau terlatih menggunakan teknologi sosial tolong menolong.
Hal senada disampaikan Sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rochadi. Menurutnya, banyak orang tega mendulang keuntungan di tengah kesulitan orang lain.
Kendati demikian, bukan berarti hal ini membuat orang lain harus berhenti menolong sesama. Jangan sampai hal itu menghalangi untuk melakukan hal baik atau menebar virus kebaikan.