“Sebagian sudah diamanin bang, baju juga cuma sebagian. Ya syukuri sajalah," ucap Sulis sambil mengangkat sisa kusen rumahnya yang tak terbakar.
Sambil mengais barang miliknya yang masih tersisa, warga RT 10 RW XI Tomang itu mengaku jarak rumahnya dengan sumber titik api cukup jauh, sekitar 100 meter. Namun, kobaran api terlalu cepat menyambar bangunan rumah di permukiman setempat. Tak sampai satu jam, api sudah meluluh lantahkan rumahnya.
“Saya tinggal di sini sudah sekitar 20 tahun, kami tinggal bersama Sembilan keluarga,” ujar dia.
Sulis yang memiliki banyak anggota keluarga dibantu keponakannya untuk membereskan rumahnya dari sisa-sisa kebakaran. Terlihat dua keponakannya mengumpulkan besi dan tembaga untuk bisa dijual kembali.
Saat ini, Sulis dan keluarga mengungsi di Masjid Annur, dekat rumahnya. Dia mengaku bingung nantinya akan tinggal di mana.
Kepala Dinas Sosial Irmansyah menuturkan, dari catatan ada sekitar 290 kepala keluarga (KK) harus kehilangan rumah akibat kebakaran. Sebanyak 1.200 jiwa terpaksa mengungsi di tenda pengungsian.
"Kami sediakan dapur umum untuk masak nasi. Kita sediakan di sana sampai seminggu," tutur Irmansyah.