Tempat kerja korban dengan lokasi juga tidak jauh, hanya beberapa meter saja. Makanya, saat kejadian, korban hanya membawa uang tunai untuk membeli rokok dengan berjalan kaki. Tetapi ada oknum yang meneriakinya.
"Saat dalam perjalanan ke minimarket itu, ada yang meneriaki dia maling, begal. Kalau dia memang begal, pasti membawa sajam untuk melukai orang. Tetapi dia hanya jalan dan tidak bawa apa-apa selain uang," katanya.
Akibat teriakan itu, warga langsung memukul dan mengeroyoknya. Bahkan, dengan tega mengikat dan menyiksanya hingga akhirnya korban menghembuskan napas terakhir.
"Dia dikeroyok sampai kepala, celana keluar darah. Enggak bisa bicara lagi, karena ada teriakan maling-maling. Akhirnya massa kian bertambah brutal sampai korban diseret. Kita akan advokasi kasus ini," ucapnya.
Dia berharap, semua pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan itu ditangkap dan polisi memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar bahwa korban pelaku begal.
"Perlakuan biadap ini harus diproses sampai tuntas. Kami dari Aliansi Pemuda Aceh Jakarta dan Persatuan Aceh Serantau (PAS) siap mengawal proses hukum kasus ini. Kami juga sudah siapkan pengacara," katanya.