"Mudah-mudahan apa yang kita upayakan ini bisa memberikan alternatif lain kepada masyarakat yang tinggal di perumahan untuk menggunakan moda transportasi massal, bukan kendaraan pribadi," tambahnya, berharap.
Sementara itu, Kepala BPTJ Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, pihaknya menargetkan angka pengguna transportasi umum adalah 60 persen pada 2029 mendatang.
"Ini memang target yang sangat optimis dan itu sudah tertuang di dalam dokumen rencana induk transportasi Jabodetabek. Berdasarkan perhitungan, pada 2018 di Jabodetabek itu dengan penduduk kira-kira 30 juta jiwa, pergerakan manusia mencapai 88 juta per hari," katanya.
Dengan pergerakan demikian, kata dia, apabila saat ini masih lebih banyak menggunakan angkutan pribadi dengan asumsi ini sudah pernah dihitung bisa mengalami kerugian akibat macet Rp 1 triliun per tahun. Untuk itu, kata dia, BPTJ mendorong penumpang atau yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk menggunakan kendaraan umum.
"Salah satunya dengan JR Connexion ini. Layanan ini adalah merupakan inovasi dan banyak diminati oleh kalangan yang sering menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan kendaraan umum. Layanan JRC merupakan layanannya premium yang tidak singgah di terminal atau simpul transportasi, dilayani dari kantong-kantong permintaan tinggi dalam hal ini permukiman atau pusat-pusat kegiatan," katanya.