Lebih lanjut, Jaksa mengungkapkan tentang perbuatan Mario yang masuk dalam kategori penganiayaan dengan rencana terlebih dahulu, di dalam pleidoinya kubu Mario membantah tak ada pembicaraan mengenai kejadian yang sudah terjadi seperti menyuruh push up, sikap tobat, dan lainnya sehingga Mario dinilai tim pengacaranya tak melakukan perbuatan perencanaan. Namun, Jaksa menilai hal itu tak mengurangi fakta Mario telah berkooridnasi dengan Shane untuk bertemu David.
"Maka itu, koordinasi antara Mario dengan Shane dapat diartikan sebagai upaya untuk memastikan rencana yang telah disusun berjalan lancar. Tindakan Mario mengajak Shane menemani memukuli David dan meminta Shane Lukas merekam kejadian itu menunjukan adanya niat jahat dan perencanaan yang matang oleh Mario," kata Jaksa.