Sebelum aksi teatrikal ini, sastrawan Amien Kamil membacakan puisi yang dibuat oleh Widji Tukul.
"Pada hari ini kita sama-sama memperingati peristiwa 27 Juli 1996 adalah sebuah peristiwa bersejarah yang mana juga adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Pada hari ini kita mencoba para martir yang telah rela mengorbankan nyawa, memperjuangkan hati nurani, salah satu korban pada peristiwa itu adalah seorang penyair yang bernama Wiji Thukul,” kata Amien mengawali puisinya.
Dengan penuh semangat, Amien Kamiel membacakan tiga sajak puisi Widji Tukul yang berjudul Penguasa, Tujuan Kita Satu Ibu, Sikap, dan yang terakhir Sajak Suara. Menutup puisinya, dia pun menyerukan Mega Pasti Menang.
“Mega Pasti Menang, Mega Pasti Menang. Merdeka,” seru Amien Kamiel.
Diketahui, massa pendukung PDI kubu Soerjadi bersama sejumlah orang yang diduga aparat menyerang kantor DPP PDI yang diisi oleh massa pendukung Megawati Soekarnoputri pada 27 Juli 1996.
Upaya penyerangan itu didukung oleh pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati dari kantor pusat PDI.
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat.