Menurut dia, SD Negeri II Kertajaya memiliki enam kelas. Tiga kelas masih berfungsi, sisanya sudah tidak layak karena bagian atap terbuka. Genteng dan plafon banya yang runtuh. Karena itu, tiga kelas tersebut terpaksa digunakan secara bergiliran untuk siswa kelas satu sampai enam yang jumlahnya ratusan murid.
“Kita yang sedih saat hujan turun. Plafon pada jebol, genteng terbuka. Ada juga satu kelas tidak ada bangkunya, jadi siswa belajar di lantai. Kita ada enam ruangan, tapi ya begini kondisinya,” ujar dia.
Aceng menuturkan, para siswa sebenarnya kerap mengeluh saat belajar di lantai, seperti sering masuk angin, debu, dan gatal-gatal. Namun sekolah tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan anggaran.
“Ya seperti ini, semangat sekolah anak-anak tinggi tapi kita juga tidak dapat berbuat banyak. Kami berharap pemerintah Kabupaten Bogor dapat meninjau, bisa segera ada perbaikan,” tutur dia.