Untuk menjawab tujuan pertama, Nuning beserta tim berusaha menentukan estimasi parameter tepat melalui data yang ada, walaupun validitas data kasus terlapor diasumsikan rendah. Karena itu, estimasi parameter juga dilakukan melalui data kematian yang diasumsikan lebih dapat dipercaya dibandingkan data kasus terlaporkan.
Setelah data-data tersebut diolah, para peneliti menyimpulkan, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan estimasi kepadatan kasus Covid-19 per 100.000 orang tertinggi di Indonesia dengan estimasi kasus yang tidak terdeteksi sebesar 32.000 (dalam selang kepercayaan 86 persen) kasus.
Jumlah kasus ini jauh meninggalkan estimasi nomor dua yang diduduki oleh Provinsi Jawa Barat dengan 8.090 kasus tak terdeteksi dengan selang kepercayaan yang sama.
Selanjutnya, untuk estimasi dari jumlah kasus Covid-19 yang terdeteksi berdasarkan pemodelan, Provinsi Bengkulu menjadi provinsi yang paling kecil kemampuan deteksinya yakni 0,26 persen dari perkiraan total kasus provinsi sebesar 385 kasus.
“Dari pemodelan, kita juga bisa melihat bahwa provinsi-provinsi yang presentase perkiraan kasus tidak terdeteksinya tinggi ada di luar pulau Jawa, seperti Bengkulu, Papua Barat, Sumatera Selatan, dan beberapa provinsi lain, “ ujarnya.