Hal itu karena bila ada Covid-19 di area pasar, dikhawatirkan memperburuk kegiatan ekonomi di tempat itu.
"Pastinya secara ekonomi, ini akan memperburuk kondisi ekonomi pedagang-pedagang saat ini, yang mereka merasa saat ini, ada pelonggaran PSBB, mereka berharap kegiatan ekonominya mulai ada pemulihan," kata dia.
"Karenanya kami ketatkan jaga jarak fisiknya, lalu terapkan ganjil-genap buka kios, penggunaan sekat-sekat plastik dan aturan pembatasan lainnya," ucap Arief.
Pasar Jaya sendiri sejak awal masa PSBB hingga saat ini terus mendorong masyarakat menggunakan fasilitas belanja dalam jaringan (daring) yang dikembangkan dengan kerja sama bersama beberapa situs perdagangan digital dan dikembangkan dengan berbagai perusahaan transportasi daring.
"Animonya terus bertumbuh baik, karenanya kami menggandeng e-commerce agar semakin baik lagi layanannya dan masyarakat lebih tertarik untuk berbelanja daring," ucapnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta melalui Perumda (PD) Pasar Jaya telah menggelar tes cepat dan usap di 19 pasar tradisional Ibu Kota. Total ada 1.418 pedagang sebagai peserta.
Dari tes tersebut ada sebanyak 52 pedagang yang terkonfirmasi terpapar Covid-19. Jumlah positif tersebar di lima pasar tradisional Jakarta.