Nadin beralasan karena tidak mendapat jatah tenda, maka dia enggan menempati kios dari Dinas UMKM. Pedagang baju ini memilih tetap berjualan di atas trotoar tetapi lebih masuk ke dalam pasar.
“Ya sudahlah, kita dukung saja program pemerintah, asal pedagang tidak ribut dan saling sikut saja,” ujar dia.
Senada, pedagang yang mendapat jatah tenda, Yayan mengaku mendukung program yang diterapkan pemprov. Hanya saja, dia mengeluhkan, keberadaan beton pembatas jalan justru membuat dagangannya sepi. Hal ini dikarenakan pejalan kaki memilih mencari celah untuk menyeberang, sehingga tidak semua melintas di depan pedang.
“Pedagang sudah banyak yang ngeluh ditutup beton. Tambah macet, pembeli gak ada karena nyebrangnya jauh,” keluh Yayan.
Hingga kini, sejumlah polisi lalu lintas dari Polda Metro Jaya dibantu Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP DKI masih fokus mengatur lalu lintas. Petugas juga mengimbau pejalan kaki yang ingin menuju pasar Tanah Abang untuk naik shuttle bus Transjakarta.