Sementara itu, Atikoh menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari para santri dan jemaah Majlis Taklim Al Washilah. Kegiatan seperti ini, menurut Atikoh sangat penting bagi perempuan.
"Dengan kita selalu hadir di majelis taklim banyak ilmu yang kita peroleh. Dari iman, kemasyarakatan, sosial. Majelis taklim diibaratkan keluarga karena bisa saling menginspirasi motivasi baik dari sisi amalan keagamaan, kemasyarakatan maupun lainnya," ucap Atikoh.
Cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga ini mengatakan, majelis taklim juga penting bagi perempuan dalam perannya sebagai seorang ibu.
"Ibu itu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, bukan hanya yang dilahirkan dari kandungan saja. Tapi juga di masyarakat. Saya dalam kesempatan ini berterima kasih sekali ke Bu Nyai, Pak Kiai yang selalu beri ilmu, pemahaman dan mengingatkan kita agar menjadi hamba Allah yang bertakwa," ujarnya.
Atikoh juga senang lantaran Majelis Taklim Al Washilah aktif membina UMKM. Menurutnya, ini salah satu contoh potensi yang bisa dikembangkan oleh perempuan.
Sehingga, di dalam majelis tak hanya ilmu tentang ilmu akhlak, tetapi juga terdapat edukasi terkait ilmu lainnya.
"Majelis taklim itu selain ilmu-ilmu tentang akhlak, tentang akhirat itu juga ada di situ diselingi edukasi masalah keekonomian salah satunya pembinaan UMKM, karena ini menjadi kunci bagi kita bersama untuk pemberdayaan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan dan potensi perempuan itu luar biasa sekali," tuturnya.