DEPOK, iNews.id - Polemik proyek trotoar yang menutupi akses masuk SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda Raya, Depok menjadi perbicangan masyarakat bahkan viral di media sosial. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Depok, Citra Indah Yulianty pun angkat bicara soal polemik ini.
Diketahui beton proyek trotoar menutupi akses masuk sekolah dasar tersebut. Bahkan ketinggian trotoar mencapai setengah tinggi gerbang sehingga membuat siswa kesulitan masuk.
Citra menjelaskan proyek trotoar itu termasuk rencana penataan serta relokasi masjid oleh Pemkot Depok. Dia mengatakan peninggian trotoar itu merupakan arahan dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Rumkin) Depok serta sudah disosialisasikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik), termasuk ke orang tua murid SDN Pondok Cina 1.
"Kami mohon maaf kalau ada kisruh soal penataan tersebut. Sebelumnya sudah ada rencana dari Pemkot Depok soal relokasi masjid. Kami juga tinggikan trotoar karena arahan dari Dinas Rumkin, sesuai gambar desain yang ada. Sudah disosialisasikan Disdik dan kepala sekolah pada 6 November 2022," ujarnya, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan awalnya trotoar akan ditinggikan pada Sabtu (5/11/2022). Namun pelaksanaan baru Selasa (4/11/2022) untuk memastikan koordinasi dengan Dinas Rumkin dan Disdik.
"Info yang kami peroleh semua sudah diinformasikan. Seharusnya orang tua murid sudah tahu akan dibuat masjid. Karena sebenarnya tahun 2016 yang depan (SDN Pondok Cina 1) sudah kosong dan dipindah ke belakang (SDN Pondok Cina 3)," tuturnya.
Citra mengatakan proyek revitalisasi trotoar ini bertujuan agar pejalan kaki, pesepeda hingga disabilitas semakin banyak berjalan kaki di kawasan Depok, terutama Jalan Margonda Raya.
Diketahui sebelumnya sejumlah orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 menggelar aksi protes lantaran akses masuk sekolah terhalang dan tertutup proyek revitalisasi trotoar. Aksi protes tetap mereka lakukan meski Disdik Kota Depok telah mengeluarkan surat edaran pada 19 Oktober 2022 ihwal rencana alih fungsi SDN Pondok Cina 1 menjadi lokasi pembangunan Masjid Raya Kota Depok.
Salah satu orang tua siswa bernama Ika memprotes hal tersebut karena belum ada kesepakatan dengan orang tua siswa. Mereka mengaku tetap mendampingi anaknya belajar di sekolah meski tak ada guru dan pembelajaran dilaksanakan secara daring.