Dia meyakini penjemputan Rahmat Effendi tidak membawa barang bukti uang. "KPK hanya membawa badan Pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," katanya.
Anggota DPRD Jawa Barat tersebut menduga penangkapan Rahmat Effendi merupakan incaran dari pihak-pihak tertentu terhadap Partai Golkar. Menurutnya, penangkapan ini untuk membunuh karakter dari sosok Wali Kota Bekasi.
"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar, kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini. Tapi nanti di 2024, jika kuning koalisi dengan oranye, matilah warna lain," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ade menuturkan, pesan tersebut disampaikan kepada internal kader Golkar agar tidak terusik dengan gerakan-gerakan destruktif.
"Bahwa yang saya sampaikan adalah motivasi dan suplementasi kepada kader agar tidak terusik oleh bisingnya gerakan destruktif terhadap kader Golkar kota Bekasi," ucapnya.
Sebelumnya, KPK menetapkan Rahmat Effendi atau dikenal bang Pepen sebagai tersangka suap. Dia diduga menerima uang pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di Pemerintahan Kota Bekasi.
Ketua KPK, Firli Bahuri menjelaskan kronologi operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan pada Rabu (5/1/2022) siang. OTT tersebut menindak lanjuti laporan masyarakat atas informasi adanya dugaan penyerahan uang kepada penyelenggara negara di Pemerintahan Kota Bekasi.
"Tim melakukan pengintaian dan mengetahui jika MB telah masuk ke rumah dinas Wali Kota Bekasi dengan membawa sejumlah uang dan diduga telah diserahkan kepada Wali Kota Bekasi," ujar Firli di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1/2022).