"Pertama, untuk merespons gelombang kepemimpinan milenial global. Kedua, untuk menjawab tantangan global dan revolusi industri 4.0. Ketiga, menjawab tantangan inovasi. Keempat, menghadapi bonus demografi dengan mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif," tuturnya.
Tokoh tersebut dinilai berdasarkan lima aspek: integritas dan rekam jejak, kompetensi dan kapabilitas, inovasi dan kreativitas, komunikasi publik dan pengaruh sosial, aspek manajerial dan kemampuan memimpin.
Tim pakar yang menilai berasal dari kalangan akademisi, jurnalis, pengamat, politikus, pengusaha muda, ormas, tokoh masyarakat, kalangan profesional, sampai praktisi pemerintahan. Pakar melakukan analisis media dari April sampai Juli 2019.
"Calon menteri milenial disebut potensial jika selain punya kompetensi, dia juga punya sokongan dari partai politik atau organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi relawan atau punya kedekatan khusus dengan Jokowi-Ma'ruf," ujar Ali.