JAKARTA, iNews.id – Contoh teks hikayat singkat berikut ini merupakan salah satu karya sastra yang disukai oleh anak-anak karena ceritanya menarik. Dikutip dari buku bertajuk Memahami Hikayat Dalam Sastra Indonesia (1985) oleh Baroroh Baried dkk, hikayat merupakan nama jenis sastra lama yang memakai bahasa Melayu sebagai wahananya.
Umumnya, hikayat menceritakan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau pun juga orang-orang ternama dengan segala kegagahan, kehebatan, kesaktian ataupun juga kepahlawanannya.
Selain itu, terdapat beberapa jenis-jenis hikayat, yakni berdasarkan historis (sejarah) dan berdasarkan isinya.
Lalu, juga terdapat beberapa ciri-ciri hikayat, yang terdiri atas:
1. Isinya menceritakan tentang kehidupan di istana atau kerajaan
2. Ceritanya selalu berakhir dengan kebahagiaan
3. Menggunakan bahasa Melayu yang sulit dipahami
4. Memulai kisahnya dengan kata-kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah, hatta atau tersebutlah
5. Disusun dengan unsur instrinsik dan ekstrinsik
6. Diikutsertakan dengan pantun
7. Berbingkai-bingkai artinya berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh seseorang setelah hal ihwal orangyang bercerita itu diceritakan
Berikut adalah contoh teks hikayat singkat yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (4/9/2023).
Contoh Teks Hikayat Hang Tuah merupakan satu di antara sekian banyak hikayat yang berkembang dengan nilai dan corak agama Islam.
Hang Tuah merupakan kisah seorang wali Allah yang tinggal di pulau Sumatra. Hikayat ini menyebutkan bahwa Hang Tuah menjadi raja dari segala raja dari Batak dan orang yang tinggal di hutan. Keberadaan hikayat ini masih lestari hingga saat ini.
Contoh teks hikayat yang berikutnya mengambil tema tentang binatang, yakni hikayat burung Cendrawasih. Hikayat ini berisi tentang kisah mengenai burung Cendrawasih yang konon merupakan burung yang berasal dari Syurga.
Kabarnya burung-burung yang memiliki sayap indah ini dulu tinggal bersama para wali Allah.
Burung Cendrawasih dalam hikayat dijelaskan sebagai makhluk pilihan yang makan hanya dengan embun Syurga. Sehingga jika burung ini terbang turun dan menapakkan kaki ke bumi maka akan kehilangan kemampuan bertahan hidup dan akhirnya mati. Syahdan, hal ini membuat burung ini jarang sekali dimiliki oleh siapapun.
Masih dari kawasan Timur Tengah, juga berkembang sebuah kisah hikayat 1001 malam yang sangat populer bernama Abu Nawas. Kisah ini bahkan penobatan Abu Nawas sebagai cendekia konyol yang paling cerdik di dunia.
Tokoh Abu Nawas yang selalu selamat dari jebakan yang dialamatkan padanya menjadikannya idola banyak kaum kecil.
Ini merupakan dongeng hikayat yang hidup dan berkembang di masyarakat Jawa. Kisah ini bermula dari seorang perempuan bernama Mbok Rondho Dadapan yang tinggal sebatang kara.
Mbok Rondho ini mengadakan perjanjian dengan seorang Buto Ijo untuk memiliki anak. Buto Ijo mengabulkan permintaannya, memberi anak mbok rondo dari dalam timun.
Contoh teks hikayat yang berikutnya mengambil tema tentang binatang, yakni hikayat burung Cendrawasih.
Hikayat ini berisi tentang kisah mengenai burung Cendrawasih yang konon merupakan burung yang berasal dari Syurga. Kabarnya burung-burung yang memiliki sayap indah ini dulu tinggal bersama para wali Allah.
Burung Cendrawasih dalam hikayat dijelaskan sebagai makhluk pilihan yang makan hanya dengan embun Syurga.
Sehingga jika burung ini terbang turun dan menapakkan kaki ke bumi maka akan kehilangan kemampuan bertahan hidup dan akhirnya mati. Syahdan, hal ini membuat burung ini jarang sekali dimiliki oleh siapapun.
Pertemuan antara dunia manusia dan binatang menjadi ciri yang dapat ditemui dalam contoh teks hikayat ini. Diceritakan bahwa seorang kakek yang baik hati sedang berada di sebuah hutan belantara yang tidak jauh dari rumahnya.
Kakek itu dikejutkan dengan seekor ular yang ketakutan karena sedang diburu oleh tiga orang pemuda desa.
Setelah mengetahui keadaan si ular yang dalam bahaya. Kakek ini berupaya menyelamatkan ular dengan cara menyuruhnya masuk ke dalam mulutnya.
Namun, setelah si ular berhasil selamat dari kejaran tiga pemuda desa. Ular itu justru berbalik ingin membunuh kakek bijaksana.
Kakek merasa ditipu oleh si ular licik pun berdoa kepada Tuhan agar bisa selamat dari tipu daya ini. Kakek meminta ular, sebelum membunuhnya agar mengantar kakek ke sebuah pohon si suatu tempat agar kematiannya tidak diketahui keluarga.
Ajaib, di pohon itu kakek mendapat petunjuk untuk memakan daun dan berhasil selamat dari ular.