10 Contoh Tembang Pangkur Beragam Tema, Lengkap dengan Artinya

Simon Iqbal Fahlevi
Contoh tembang pangkur (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id Contoh tembang pangkur berikut ini bisa dijadikan referensi ketika ingin membuat tembang sendiri. Tembang pangkur adalah jenis tembang macapat dalam bahasa Jawa yang berasal dari kata mungkur dengan arti mundur, menjauhkan diri, atau pergi.

Pada tembang Pangkur, manusia diceritakan perlahan-lahan akan menyadari bahwa usia mereka semakin berkurang dan organ tubuh pun sudah melemah.

Sehingga tembang pangkur dapat membimbing seseorang dalam proses mendekatkan diri kepada Tuhan. Tembang pangkur juga dapat mempengaruhi kehidupan orang-orang yang banyak melakukan perbuatan tidak terpuji.

Terdapat aturan untuk membuat tembang Pangkur. Aturan ini terdiri dari guru gatra (baris), guru wilangan (suku kata), dan guru lagu (vokal).

Jumlah baris atau guru gatra tembang Pangkur adalah 7, sementara guru wilangannya 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8, dan guru lagunya terdiri dari “a, i, u, a, u, a, i”.

Berikut ini adalah contoh tembang pangkur yang bisa menjadi referensi, dikutip dari berbagai sumber, Senin (9/10/2023).

Contoh Tembang Pangkur

1. Tan samar pamoring suksma,

Sinukmaya winahya ing asepi,

Sinimpen telenging kalbu,

Pambukaning marana,

Tarten saking liyip-layaping ngaluyup,

Pindha pesating supena,

Sumusuping rahsa jati.

(Mangkunegara IV, Wedhatama)

 
Artinya:

Tidak ragu pamor dari suksma,

Menerima wahyu di tempat yang sepi,

Disimpan di dalam kalbu,

Pembukaannya dengan kedatangan,

Dari mata setengah terpejam,

Seperti kecepatan mimpi,

Masuknya rasa sejati.

2. Wewolu sariranira,

Yekti nora kena sira ngoncati,

Salah siji sking wolu,

Cacad karatonira,

Yen tinggala salah siji saking wolu,

Kang dhihin Bathara Endra,

Bathara Surya ping kalih.

(Rangga Warsita, Serat Rama Jarwa)

Artinya:

Kedelapan salira dia,

Sesungguhnya tidak boleh dilompati,

Salah satu dari delapan,

Cacat keratonnya,

Kalau meninggalkan salah satu dari delapan,

Yang pertama Bathara Endra,

Yang kedua Bathara Surya.

3. Bayu ingkang kaping tiga,

Kuwera kang sekawanipun nenggih,

Baruna kalimanipun,

Yama Candra lan Brama,

Jangkep wolu den pasthi mangka ing prabu,

Anggenira ngastha brata, sayekti ing narapati.

(Rangga Warsita, Serat Rama Jarwa)

Artinya:

Yang ketiga adalah Bayu,

Yang keempat adalah Kuwera,

Yang kelima adalah Baruna,

Yang keenam Yama ketujuh Candra kedelapan Brama,

Genap delapan itu pasti sang Prabu,

Yang dilakukan tapa brata, benar-benar menjadi seorang raja.

4. Bocah-bocah do sekolah

Wiwit mbiyen nalika iseh cilik

Sregep anggolek ilmu

Wayah esuk lan awan

Ngrungokake perintah para guru

Lan bisa ngerti agama

Agama ngersaning Gusti


Artinya:

Anak-anak pada sekolah

Dahulu ketika masih kecil

Rajinnya mencari ilmu

Mulai dari pagi dan siang

Mendengarkan perintah para guru

Dan bisa mengerti agama

Agama menyembah Tuhan


5. Uripe sapisan rusak

Nora mulur nalare ting saluwir

Kadi ta guwa kang sirung

Sinerang ing maruta

Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung

Pindah padhane si mudha

Prandene paksa kumaki


Artinya:

Hidup sekali rusak

Tidak berkembang akalnya berantakan

Seperti gua gelap yang angker

Diterjang angin

Bergemuruh bergema tanpa makna

Seperti itulah anak muda kurang ilmu

Namun sangat angkuh

Editor : Komaruddin Bagja
Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal