10 Tradisi Unik Perayaan Natal di Indonesia, Nomor 8 Meriah Banget!

Inas Rifqia Lainufar
Tradisi unik perayaan Natal di Indonesia, Rabo-rabo di Jakarta (Foto: Kemendikbud)

JAKARTA, iNews.id - Tradisi unik perayaan Natal di Indonesia ini berlangsung setiap tahun sampai sekarang. Diikuti oleh masyarakat setempat, pelaksanaan tradisi tersebut berlangsung dengan sangat meriah.

Perayaan-perayaan berikut tentu sangat menggembirakan, terutama bagi umat Kristiani yang tengah merayakan hari lahir Yesus Kristus. Beberapa perayaan bahkan digelar sejak awal Desember sampai pergantian tahun.

Adapun sederet tradisi unik perayaan Natal di Indonesia yang patut untuk diketahui adalah sebagai berikut.

Tradisi unik perayaan Natal di Indonesia

1.Marbinda, Sumatera Utara

Marbina adalah tradisi menyembelih hewan, seperti sapi, kerbau, atau babi untuk memperingati Natal. Hewan yang disembelih diperoleh dari iuran warga setempat.

Selanjutnya, daging hewan tersebut akan dimasak dan dibagikan kepada warga yang berpartisipasi. Tradisi ini sering disebut mirip dengan Idul Adha dalam agama Islam.

2.Rabo Rabo, Jakarta

Rabo Rabo merupakan tradisi Natal yang dirayakan oleh masyarakat di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Tradisi ini diyakini merupakan warisan bangsa Portugis yang pernah berkunjung ke Batavia.

Saat menjalankan tradisi Rabo Rabo, seseorang harus pergi mengunjungi rumah-rumah tetangga usai beribadah di gereja. 

Selanjutnya, salah satu anggota keluarga dari setiap rumah yang dikunjungi harus bergabung dalam rombongan untuk mendatangi rumah tetangga yang lain hingga nampak seperti ekor yang memanjang.

Jika sudah selesai, maka setiap orang akan ditorehkan bedak warna-warni di wajahnya. Rabo Rabo biasanya ditutup dengan pesta makanan.

3.Wayang Kulit, Yogyakarta

Wayang Kulit sangat identik dengan kebudayaan Jawa. Namun saat Natal tiba, Wayang Kulit akan ditampilkan dengan tema ‘kelahiran Yesus kristus’ di hadapan orang-orang yang sedang beribadah.

Sebelum pertunjukan wayang, seorang Pastor atau Romo yang mengenakan beskap atau blangkon akan memimpin ibadah dengan menggunakan bahasa Jawa. Selanjutnya, orang-orang akan saling berkunjung ke rumah sanak saudara.

4.Ngenjot dan Penjor, Bali

Perayaan Natal di Bali sama meriahnya dengan perayaan hari besar agama Hindu. Perayaan tersebut dinamakan Ngenjot dan Penjor.

Ngenjot sendiri merupakan tradisi membagikan makanan kepada orang-orang sekitar. Sementara itu, Penjor adalah tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung khas Galungan di depan rumah-rumah warga.

5.Meriam Bambu, Flores

Pada malam hari di tanggal 24 Desember, masyarakat Flores akan membunyikan meriam bambu sebagai tradisi Natal. Di waktu tersebut, abu dapur dan minyak tanah akan dimasukkan ke dalam bayang bambu, sehingga menghasilkan dentuman.

Meriam bambu digunakan dalam perayaan Natal karena dianggap mewakili kegembiraan atas lahirnya Yesus Kristus. Tradisi ini akan dilakukan beberapa hari sampai tahun baru.

6.Membunyikan Lonceng dan Sirine, Ambon

Jika berkunjung ke Ambon saat malam Natal, maka suasana akan terasa sangat meriah. Banyak hiasan di tempat umum atau rumah-rumah warga.

Selain itu, terdapat tradisi berupa membunyikan lonceng dan sirine di gereja. Keduanya akan dibunyikan sepanjang malam Natal secara bersamaan.

7.Lovely Desember dan Lettoan, Toraja

Natal menjadi momen yang meriah bagi warga Toraja. Sejak awal Desember, digelar festival budaya dan pariwisata yang biasa disebut sebagai Lovely Desember.

Lalu pada tanggal 26 Desember, tibalah malam puncak acara tersebut. Pada waktu itu, upacara adat Lettoan dilaksanakan dengan dimeriahkan pertunjukan kuliner dan seni.

8.Kunci Taon, Manado

Sejak tanggal 1 Desember, Manado akan meriah dengan rangkaian perayaan Natal. Hingga pada tanggal 25 Desember, terdapat tradisi mengunjungi makam keluarga dan menghiasnya dengan bunga segar.

Perayaan tetap berlanjut hingga seminggu pertama di bulan Januari atau biasa disebut sebagai Kunci Taon. Tradisi itu membuat masyarakat Manado berjalan keliling kampung dengan kostum unik.

9.Van Vare, Larantuka

Van Vare merupakan pertunjukan musik dari orkestra dan paduan suara yang dilakukan oleh Keuskupan Larantuka, Flores Timur NTT. Setiap lagu dan syair yang dibawakan memiliki makna yang baik.

Karenanya, pertunjukan ini diharapkan dapat menuntun orang-orang untuk kembali ke jalan kebenaran. Dengan demikian, kebiasaan buruk bisa segera ditinggalkan.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Nasional
9 bulan lalu

Susunan Acara Perayaan Natal 2024, dari Sambutan hingga Doa Penutup

Buletin
9 bulan lalu

Wapres Gibran Hadiri Perayaan Natal di Medan, Bagikan Bingkisan untuk Anak-Anak

Bisnis
9 bulan lalu

Rayakan Kebersamaan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih dari 2.000 Paket Bantuan

Destinasi
9 bulan lalu

Sambut Libur Nataru, Lippo Malls Medan Hadirkan The Magic of Christmas

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal