Sementara itu, jumlah jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi bertambah 8 orang. Mereka adalah Prajitno Kasandimuljo Proyo (78) dari SUB 02, Hamdani Nisan Bungkel (74) dari JKG 10, Hadi Hidayat Nirwana (63) dari JKS 20, Hindi Munawaroh Sukeni (67) dari SUB 08, Eddy Riana Sobar (79) dari JKS 17, Abdul Rosyid Lubis Mahmudin (56) dari JKG 22, Suwarso Damid Tarhad (68) dari JKG 31, dan Subani Firdaus Samad Thaha (62) dari BTH 08.
"Hingga saat ini, total jumlah jemaah yang meninggal di Arab Saudi mencapai 79 orang, dengan rincian 45 orang meninggal di Makkah, 31 orang meninggal di Madinah, dan 3 orang meninggal di Jeddah," tuturnya.
Menjelang puncak haji pada 27 Juni 2023, lanjut Dodo, PPIH Arab Saudi telah melakukan sejumlah persiapan. Saat ini, PPIH fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Salah satu persiapan PPIH Arab Saudi adalah pembentukan Satuan Operasional (Satops) khusus di Armuzna. Satops ini merupakan pelaksana teknis operasional yang bertugas membantu dan mengoordinasikan pengendalian pergerakan jemaah haji dan petugas haji kloter dan non-kloter," katanya.
Dodo menambahkan, pada penyelenggaraan ibadah haji kali ini (1444H/2023M), untuk pertama kalinya pembayaran dam (denda) para petugas haji akan dilakukan secara kolektif, dan dagingnya akan dikirim ke Indonesia.
"Kementerian Agama juga telah menunjuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al-Ukaisyiyah di Makkah untuk pembayaran dam atau hadyu. Dari beberapa usulan, Al-Ukaisyiyah dipilih sebagai RPH untuk pembayaran dam karena memiliki prinsip amanah, transparan, dan akuntabel," katanya.