"Intimidasi, kekerasan atau menghalang-halangi kerja jurnalistik adalah tindakan pidana sebagaimana tertuang dalam UU Pers No 40 tahun 1999," ujar dia.
Justru aparat kepolisian harusnya ikut serta melindungi jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya. Mereka juga harus menghormati tugas-tugas para jurnalis.
"Selain itu, para jurnalis harus menjalanakan tugasnya secara profesional, berpegang teguh pada kode etik dan perundang-undangan yang berlaku serta mengutamakan keselamatan diri," katanya.
Kekerasan terhadap jurnalis terjadi di berbagai daerah, antara lain dua jurnalis TV di depan Kantor DPRD Tarakan, Kalimantan Utara. Di Bandarlampung menimpa empat orang jurnalis berbagai platform media.
Kemudian di Palu, Sulawesi Tengah dan Medan, Sumatera Utara. Bahkan kondisi serupa terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Totalnya ada 18 orang yang menjadi korban kekerasan tersebut.