JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerjunkan 2.000 mahasiswa untuk mengajar siswa di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui program Kampus Mengajar Perintis. Mereka akan menjadi guru dan asisten guru.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan, pada September ini Kemendikbud akan meluncurkan program Kampus Mengajar Perintis.
"Kan sekarang ini di daerah 3T tak ada sinyal. Guru masuk kerumah siswa dan guru kewalahan. Kita turunkan mahasiwa mengajar perintis untuk dampingi teman-teman didaerah yang tak ada sinyal," katanya di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).
Paristiyanti menjelaskan, Kemendikbud berharap kepada mahasiswa dari kampus lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) semester 5 keatas dengan IPK diatas 3 untuk ikut program menjadi asisten guru ini. Melalui program ini, katanya, akan menyiapkan calon guru untuk praktek mengajar setelah dia lulus kuliah melalui komunitas sekolah tersebut.
Dia menjelaskan, Kampus Mengajar Perintis ini ada karena Kemendikbud melihat kesuksesan 15.000 relawan Covid-19 yang saat ini sedang bergerak. "Karena model di Kampus Merdeka Relawan Covid-19 15.000 relawan berhasil maka sebentar lagi akan ada Kampus Mengajar Perintis yang akan diturunkan adalah 2000 mahasiswa," katanya.
Sejak tanggal 1 Agustus 2020, Ditjen Dikti telah menyebarluaskan relawan mahasiswa Covid-19 sebanyak 15.000 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran (FK) perguruan tinggi yang terlibat dalam penangan Covid-19. Relawan mahasiswa ini utamanya berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan.