JAKARTA, iNews.id - Pembebasan Irian Barat (Papua) yang dilakukan melalui Operasi Trikora merupakan salah satu sejarah yang tidak bisa dilupakan. Bagaimana tidak, ada banyak pejuang yang rela bertumpah darah demi Tanah Air.
Latar belakang Trikora adalah Indonesia ingin membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda dan mengembalikan ke pangkuan Ibu Pertiwi. Operasi yang berlangsung dari tahun 1961 hingga 1962 tersebut meninggalkan kisah-kisah heroik anggota TNI yang terlibat dalam perjuangan.
Salah satu kisah operasi Trikora adalah kesalahan dalam pendaratan. Melansir Okezone, kala itu pasukan RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (kini Kopassus) memasuki wilayah Papua pada 23 Juni 1962.
Kegiatan tersebut dinamakan Operasi Naga. Operasi ini dikenal sebagai aksi yang sangat berat lantaran pihak TNI harus menggagalkan rencana Belanda mendirikan negara boneka di tanah Papua.
Di sisi lain, operasi ini juga menjadi perwujudan Trikora (tri komando rakyat) yang digaungkan Soekarno. Operasi Naga melibatkan setidaknya 215 personel, yang terdiri atas 160 pasukan Batalyon Raiders 530/Brawijaya dan 55 pasukan RPKAD.
Kegiatan ini diawali dengan dilakukannya penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Pangkalan Angkatan Udara Amahai. Selain membawa pasukan, pesawat juga mengangkut logistik dengan berat 8.400 kg.
Namun, saat mau mendarat terjadi kesalahan di dropping zone lantaran tidak mengetahui kondisi medan di wilayah tersebut. Seharusnya, pasukan mendarat di Sungai Merauke, namun justru tiba di Sungai Kumbai yang jaraknya 30 km ke Urara.
Beratnya medan membuat tak sedikit prajurit yang kehilangan nyawa serta hilang di hutan belantara. Mereka yang selamat juga harus berjuang untuk menuju Merauke guna menjalankan misi. Ketika tengah beristirahat, pasukan TNI mendapat serangan mendadak dari Belanda hingga akhirnya ditawan.