JAKARTA, iNews.id - Inilah 4 Jenderal Kopassus yang pernah jadi Panglima TNI. Sepanjang sejarah Tentara Republik Indonesia atau TNI, ada beberapa Jenderal Komandan Pasukan Khusus (Kopassus) yang akhirnya menjadi orang nomor satu di TNI.
Mereka pastinya adalah prajurit-prajurit Korps Baret Merah yang mempunyai reputasi dan rekam jejak mentereng hingga disegani dunia.
Kopassus sendiri adalah pasukan elite yang menjadi bagian Komando Utama tempur yang dimiliki TNI Angkatan Darat.
Mereka tidak sering hanya menorehkan tinta emas di medan operasi, tetapi juga mampu mencetak pemimpin tertinggi yang andal dan profesional di institusi mereka.
Andika Perkasa adalah Panglima TNI saat ini yang diangkat sejak November 2021. Ia ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi untuk menggantikan Panglima TNI sebelumnya, yakni Marsekal TNI Hadi Tjahjono.
Andika Perkasa sebelumnya adalah Jenderal Kopassus yang memiliki segudang prestasi mentereng. Perwira Tinggi kelahiran 21 Desember 1964 itu adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 dari kecabangan Infanteri Kopassus.
Karier militernya diawali di Grup 2/Para Komando dan Satuan Penanggulangan Anti Teror (Sat Gultor) Kopassus.
Ia pernah menduduki berbagai jabatan strategis di TNI, mulai dari Komandan Tim 3 Sat Gultor Kopassus, Danrindam Kodam Jaya, Kadispenad, Danpaspampres di awal pemerintahan Presiden Jokowi pada 2014, Pangdam XII/Tanjung Pura, Dankodiklatad, hingga diangkat Pangkostrad. Kariernya terus melejit setelah diangkat menjadi KSAD dan akhirnya Panglima TNI ke-21 hingga saat ini.
Jenderal Purnawirawan Feisal Edno Tanjung adalah Panglima ABRI atau sekarang bernama Panglima TNI ke-11 yang menjabat dari tahun 1993-1998 di era kepemimpinan Presiden Soeharto. Jenderal Kopassus lulusan Akademi Militer (Akmil) 1961.
Ia diangkat menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Edi Sudrajat. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 1992-1993.
Kariernya besar di pasukan khusus, Grup Sandhi Yudha RPKAD (sekarang Kopassus) dan di Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad.
Selain itu, suami dari dr. Masrowida Lubis itu juga pernah menjabat sebagai Danseskoad pada tahun 1988-1992, Pangdam XII/Tanjungpura pada 1985-1988, dan Danpussenif pada 1983-1985.
Feisal adalah Jenderal Kopassus yang kenyang akan pengalaman tempur sejak bergabung di Korps Baret Merah.
Ia pernah melakoni berbagai medan operasi mulai dari Operasi Masohi / RMS pada 1963, Operasi Trikora pada 1963, Operasi Dwikora pada 1965, Operasi G30S/PKI pada 1965, Operasi Wibawa OPM pada 1967, Operasi Penentuan Pendapat Rakyat pada 1969, Operasi Bhakti Kodam XVII/Tjenderawasih (Ekspedisi Lembah X) di 1969, Pasukan Garuda ICCS IV Vietnam pada 1973 dan Operasi Seroja Timor Timur 1976.
Sebelum digantikan Feisal Tanjung, Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat adalah Panglima TNI ke-10 yang menjabat pada tahun 1993. Edi Sudrajat diangkat menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal Try Sutrisno.
Sebagai prajurit Korps Baret Merah, Edi Sudrajat juga telah banyak mengenyam penugasan di medan operasi. Ia pernah terlibat dalam Operasi Trikora pembebasan Irian Barat, operasi menumpas pemberontakan bersenjata Republik Maluku Selatan (RMS), Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan ikut serta menumpas Gerakan 30 September/PKI.
Lulusan terbaik dari Akademi Militer (Akmil) 1960 itu adalah satu-satunya Perwira Tinggi (Pati) TNI yang pernah menduduki tiga jabatan sekaligus secara bersamaan yakni, KSAD, Panglima TNI, Menteri Pertahanan dan Keamanan di masa Kabinet Pembangunan VI era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat meninggal dunia pada Jumat, 1 Desember 2006m, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, akibat gangguan paru-paru.
Tokoh militer nasional sekaligus mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.
Jenderal TNI (Purn) L.B. Moerdani adalah tokoh militer terkemuka Tanah Air yang memiliki reputasi sangat mentereng. Perwira Tinggi yang akrab disapa Benny Moerdani itu adalah Jenderal Kopassus pertama yang menjabat sebagai Panglima TNI.
Jenderal Pria kelahiran Blora, pada 2 Oktober 1932 itu menjabat sebagai Panglima TNI ke-8 tahun 1983–1988, menggantikan Jenderal TNI M. Jusuf.
Sepak terjang Benny Moerdani di medan operasi sangat melegenda. Terjun ke dunia militer sejak perang kemerdekaan, Benny selalu berada di garis depan pertempuran.