JAKARTA, iNews.id - Ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa cocok diberikan kepada para guru. Bagaimana tidak, mereka selalu berjuang tanpa pamrih untuk masa depan generasi bangsa.
Bahkan, salah satunya hingga mengabdi di pelosok. Tak peduli dengan berbagai tantangan yang ada, mereka selalu sabar memberikan ilmunya kepada siswa.
Sugeng Purnomo adalah seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tambora. Sekolah yang terletak di Desa Oi Bura, Kabupaten Bima, NTB ini berada di tengah perkebunan kopi.
Untuk mencapai sekolah, bukanlah hal yang mudah bagi Sugeng. Ia harus menempuh jarak 12 kilometer dari rumahnya untuk sampai di sekolah.
Tak hanya jaraknya yang jauh, Sugeng juga mesti berjalan melewati hutan. Hal itu ia lakukan agar dapat memberikan ilmu kepada murid-muridnya.
Di masa pandemi, saat kebanyakan sekolah lainnya melaksanakan pembelajaran daring, Sugeng tetap pergi mengajar. Sugeng dan para siswa tidak bisa melakukan pembelajaran secara daring lantaran tidak ada akses internet di wilayah mereka.
Ia pun harus mendatangi rumah murid-muridnya, yang lokasinya juga cukup jauh dari sekolah. Sugeng sudah mengajar selama belasan tahun di SDN Tambora. Namun, dirinya masih berstatus guru honorer dengan gaji hanya Rp300.000 per bulan.