JAKARTA, iNews.id – Brigjen TNI Joko Slamet naik pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya menjadi Bintang Satu. Kesuksesan kariernya menjadi kebanggaan bagi keluarga besarnya serta tidak lepas dari dukungan Istrinya Vera Syilvia.
Pasangan keluarga ini menjadi sosok orang tua yang patut diteladani dalam membina rumah tangganya. Mereka dapat sukses dalam mengantarkan putra dan putrinya untuk meraih cita-citanya. Berita terpopuler lainnya adalah Presiden Ukraina Zelensky kemungkinan putuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Berikut rangkuman berita terpopuler pada Rabu (23/2/2022):
1. Kisah Inspiratif Jenderal TNI Mendidik Anak
Brigjen TNI Joko Slamet naik pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya menjadi Bintang Satu. Kesuksesan kariernya menjadi kebanggaan bagi keluarga besarnya serta tidak lepas dari dukungan Istrinya Vera Syilvia.
Pasangan keluarga ini menjadi sosok orang tua yang patut diteladani dalam membina rumah tangganya. Mereka dapat sukses dalam mengantarkan putra dan putrinya untuk meraih cita-citanya. Diketahui, kedua putranya dalam waktu yang berbeda dilantik oleh Presiden Joko Widodo ketika Upacara Pelantikan Prasetya Perwira (Praspa) di Istana Negara beberapa tahun lalu.
Putra pertamanya yang bernama Rovi Ardya Prawira telah mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa pada 2018 dari Presiden Jokowi di Istana Negara. Saat ini, Letnan Dua (Letda) Inf Rovi Ardya Prawira berdinas di Satuan Kopassus. Sedangkan putra keduanya, Ipda Rizki Ardiza Prawira merupakan lulusan Akpol 2019 yang sekarang berdinas di Polres Bandar Lampung.
Putri bungsunya, Alya Viera Shafira saat ini sedang menempuh Kuliah di perguruan tinggi UI sudah menginjak pada semester IV di fakultas Hukum. Menurut Brigjen TNI Joko Slamet, orang tua harus bisa melewati masa mengantarkan putra dan putri dalam meraih cita-citanya untuk masa depannya yang lebih baik.
2. Letnan TNI Ini Dipermalukan usai Dipergoki di Tenda saat Pasukannya Amankan Pesta Rakyat dari Musuh
Perilaku komandan peleton ini sungguh tidak layak ditiru. Meski sudah diperintahkan untuk mengamankan pesta rakyat dari serangan musuh yang mengintai, namun Letnan TNI ini malah dipergoki duduk di tendanya ketika pasukan siaga.
Peristiwa tersebut terjadi dalam operasi militer di Timor Timur, saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Komandan Batalyon 328 pada 1988-1989. Lantaran kecewa, Prabowo mempermalukan letnan yang dianggap tidak bertanggung jawab sebagai pemimpin. Dalam bukunya “Kepemimpinan Militer Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”, Prabowo mengatakan bahwa saat itu pasukan sedang konsolidasi.
Suatu saat, setelah konsolidasi lengkap satu batalyon, Prabowo dan pasukannya berencana membuat acara pesta untuk rakyat di desa dekat base camp. Prabowo mengundang kepala desa, kepala suku hingga tokoh desa untuk makan bersama. Sebelum melaksanakan pesta rakyat, Prabowo sudah mengantisipasi jika sewaktu-waktu musuh menyerang.
Kemudian Prabowo memerintahkan satu peleton di bawah seorang letnan untuk mengamankan pesta rakyat dari sebuah bukit. Letnan tersebut merupakan lulusan Akademi Militer berinisial A. Letnan A dan pasukannya diminta naik ke bukit tertinggi. Prabowo menunjuk bukit yang harus dijaga agar jangan sampai musuh tiba-tiba menyerang saat pesta rakyat. Pesta rakyat berlangsung aman dari serangan musuh. Usai pesta, Prabowo kembali ke posko.
Dia melewati jalan setapak. Satu tenda dia lewati. Ketika itu, Prabowo melihat Letnan A berada di dalam tenda. Prabowo menganggap sikap Letnan A suatu contoh kepemimpinan yang sangat tidak benar.
Seorang komandan peleton seharusnya berada di tengah-tengah anak buah. Letnan A malah mengaku memimpin pasukannya meski dia dipergoki berada di tenda yang jaraknya sekitar 300 meter dari bukit yang seharusnya dia jaga.