5 Contoh Cerita Mitos di Indonesia yang Populer, Sarat Pesan Moral

Wikku D Nugroho
Contoh Cerita Mitos di Indonesia yang Populer. (Foto: Kolase/Ist)

4. Judul: Dewi Sri

Dahulu di Jawa Tengah, terdapat seorang raja bernama Prabu Sri Mahapunggung atau Bathara Srigati di Kerajaan Medang Kamulan. Prabu Sri Mahapunggung memiliki seorang putri bernama Dewi Sri. Putri ini diyakini sebagai titisan neneknya, Bathari Sri Widowati. Selain cantik, Dewi Sri juga cerdas.

Dewi Sri dikenal sebagai dewi padi, sedangkan adiknya Sadana sebagai dewa hasil bumi seperti umbi-umbian, kentang, sayuran, dan lainnya. Suatu ketika, Prabu Sri Mahapunggung mengutuk Dewi Sri menjadi ular sawah dan Sadana menjadi burung sriti karena sudah pergi dari rumah tanpa izin sang Prabu.

Karena merasa lelah, Dewi Sri yang menjelma sebagai ular sawah tiba di Dusun Wasutira dan tidur melingkar di lumbung padi miliki seorang penduduk bernama Kyai Bhikkhu. Setelah ditemukan oleh Kyai Bhikkhu, ular sawah tersebut kemudian dirawat olehnya. 

Hal ini karena Kyai Bhikkhu pernah bermimpi mengenai ular sawah yang akan menjaga anaknya kelak.Di suatu hari, Kyai Bhikkhu bermimpi bahwa ular sawah tersebut minta diberi sesajen berupa sedah ayu, yakni sirih beserta perlengkapannya, bunga, dan lampu yang harus selalu dinyalakan. Mulai saat itu, Kyai Bhikkhu memberikan ular sawah sesajen berupa sedah ayu.

Melihat apa yang dilakukan Dewi Sri, Batara Guru memerintahkan bidadari turun ke bumi untuk membujuk Dewi Sri agar mau menjadi bidadari di Kahyangan. Hal tersebut disambut baik, terutama karena Dewi Sri juga melihat adiknya yang sudah kembali menjadi manusia dan menikah oleh Dewi Laksmita Wahni. Di mana kelak Sadana akan diangkat menjadi dewa jika sudah memiliki anak.

Akhirnya Dewi Sri dikembalikan ke wujud aslinya, yakni seorang gadis yang cantik jelita. Sementara itu, Kyai Bhikkhu yang selama ini merawatnya mulai memahami bahwa ular sawah tersebut adalah Dewi Sri. Sebelum naik menuju Kahyangan, Dewi Sri tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kyai Bhikkhu dan memberikannya pesan untuk memberi sesajen di ruang tengah rumahnya agar sandang dan pangan keluarganya tercukupi.

Sejak saat itulah, orang Jawa selalu menyimpan atau memajang gambar ular di kamar tengah rumah mereka sebagai lambang sosok Dewi Sri yang sudah memberikan kemakmuran dan kesuburan. Inilah sebabnya masyarakat petani Jawa sangat menghargai ular sawah dengan cara memberinya sesaji.

5. Judul: Asal Mula Rawa Pening

Betapa terkejutnya Endang Sawitri ketika anak yang dilahirkannya berupa cahaya yang kemudian menjelma menjadi seekor naga raksasa. Sang anak yang berwujud naga raksasa itu kemudian bertanya kepada ibunya mengenai siapa ayahnya.

“Ayahmu adalah Ki Ageng Salokantara,” jawab Endang Sawitri.

Sang naga kemudian menemui nama yang disebutkan ibunya. Namun, Ki Ageng Salokantara menolak mengakui naga tadi sebagai anaknya. Ki Ageng Salokantara hanya mau mengakui sang naga sebagai anaknya kalau wujudnya sudah berubah menjadi manusia.

“Bagaimana cara agar aku bisa berwujud manusia?” tanya sang naga yang saat itu diberi nama Baru Klinting.

“Bertapalah dengan melingkari Gunung Telomoyo. Saat tubuhmu mampu melingkari Gunung Telomoyo. Saat itulah kamu akan dapat berubah wujud menjadi manusia.”

Baru Klinting segera menuruti perintah Ki Ageng Salokantara. Seiring berjalannya waktu tubuh Baru Klinting semakin besar dan semakin memanjang. Suatu hari ketika Baru Klinting sedang menjalankan tapanya. Tiba-tiba ada seorang pemburu yang menancapkan tombaknya secara tidak sengaja ke tubuh Baru Klinting.

Sontak saja saat tombak itu diangkat darah segera mengucur. Saat tahu bahwa tombaknya telah menancap pada tubuh seekor ular raksasa. Sang Pemburu langsung memotong-motong tubuh Baru Klinting.

Kabar mengenai pemburu yang berhasil menangkap ular raksasa segera tersebar luas. Sehingga banyak penduduk yang turut mengambil daging Baru Klinting. Ajaibnya, setelah beberapa dagingnya diambil. Baru Klinting berubah menjadi seorang anak kecil.

Setelah bertapa dalam waktu yang lumayan lama. Anak kecil yang merupakan perubahan dari Baru Klinting merasa sangat lapar. Ia kemudian mendatangi penduduk yang telah mengambil dagingnya untuk meminta makan. Sayangnya, hampir semua penduduk tidak memberinya makan.

Untungnya ia bertemu dengan seorang nenek baik hati. Nenek itu memberinya makan. Usai makan Baru Klinting meminta agar nenek yang memberinya makan untuk naik lesung.

Sebab, tidak lama lagi akan ada air bah yang akan menenggelamkan kampung tesebut. Setelah itu Baru Klinting berjalan menuju suatu lapangan. Ia kemudian menancapkan satu batang lidi. Saat itu di lapangan sedang banyak orang berpesta makan daging ular.

Baru Klinting menantang semua orang yang ada di sana. Ia berkata bahwa siapapun yang berhasil mencabut lidi tersebut akan diberi daging ular dengan jumlah yang sangat banyak,

Semua orang yang ada di tempat itu tergiur dengan sayembara tersebut. Tetapi, tidak ada satu orang pun yang berhasil mencabutnya. Saat orang terakhir tidak mampu mencabut lidi yang ditancapkan Baru Klinting. Ia meminta agar lidi tersebut dicabut Baru Klinting.

Begitu lidi dicabut keluarlah air dari dalam tanah. Awalnya hanya kecil tetapi seiring dengan berjalannya waktu. Air semakin membesar hingga menenggelamkan kampung tersebut.

Semua warga kecuali nenek yang baik hati tadi tenggelam karena mereka lebih mementingkan harta yang dimilikinya dibanding nyawanya sendiri.

Demikianlah ulasan mengenai contoh cerita mitos di Indonesia yang populer. Semoga bermanfaat!

Editor : Simon Iqbal Fahlevi
Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal