JAKARTA, iNews.id - Kecelakaan Kereta Api terparah di Indonesia pernah terjadi di negeri ini. Dari tabrakan maut di Cicalengka pada tahun 2023 hingga tragedi Bintaro yang menghantui tahun 1987, setiap kecelakaan membawa duka mendalam dan pelajaran berharga bagi sistem perkeretaapian kita.
Insiden-insiden ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan pemeliharaan yang ketat dalam operasional kereta api.
Dalam artikel ini akan ditelusuri beberapa kecelakaan kereta api terparah di Indonesia, mengungkap penyebab, dampak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pada 5 Desember 2023, terjadi tabrakan antara Kereta Api Turangga dan Kereta Api Commuter Line di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kecelakaan ini terjadi pada pagi hari saat jam sibuk, menyebabkan empat korban jiwa dan puluhan luka-luka.
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, namun dugaan awal menunjukkan adanya kesalahan sinyal yang menyebabkan kedua kereta berada di jalur yang sama. Evakuasi korban dilakukan dengan cepat oleh tim SAR dan petugas medis setempat.
Pada 7 November 2022, dua kereta api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) bertabrakan di Stasiun Rengas, Lampung.
Kecelakaan ini terjadi pada malam hari dan menyebabkan kerusakan parah pada kedua kereta. Meskipun tidak ada korban jiwa, beberapa awak kereta mengalami luka-luka ringan.
Investigasi awal menunjukkan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian operator yang tidak mematuhi sinyal berhenti.
Pada 25 Desember 2001, Kereta Api 146 menabrak Kereta Api 153 Gaya Baru Malam Selatan di Stasiun Ketanggungan Barat, Brebes.
Kecelakaan ini terjadi pada dini hari dan menyebabkan 31 orang tewas serta 51 lainnya luka-luka. Penyebab kecelakaan ini adalah kesalahan manusia, di mana masinis Kereta Api 146 tidak mematuhi sinyal berhenti.
Kecelakaan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.