Tragedi Bintaro terjadi pada 19 Oktober 1987, ketika KA 220 Patas Merak bertabrakan dengan KA lokal 225 di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Insiden ini menewaskan 156 orang dan melukai 300 lainnya, menjadikannya kecelakaan kereta api terparah dalam sejarah Indonesia.
Penyebab kecelakaan ini adalah kesalahan sinyal yang menyebabkan kedua kereta berada di jalur yang sama. Tragedi ini mengubah banyak regulasi keselamatan perkeretaapian di Indonesia.
Pada 22 Desember 1944, kecelakaan kereta api terjadi di Singgalang Kariang, Padang Panjang. Kecelakaan ini menelan 200 korban jiwa dan 250 korban luka-luka.
Kecelakaan ini terjadi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dan disebabkan oleh kerusakan rel yang tidak terdeteksi. Kecelakaan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Saat ini, pelayanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah mengalami peningkatan yang signifikan baik dari segi keamanan maupun pelayanan. Dengan adanya berbagai inovasi PT KAI terus berupaya memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi para penumpangnya.Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu ragu atau takut untuk menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan.
Kecelakaan Kereta Api terparah di Indonesia mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan pemeliharaan yang ketat dalam operasional kereta api. Setiap insiden tragis ini membawa pelajaran berharga yang harus diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Semoga dengan refleksi dan tindakan nyata, dapat mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan perjalanan yang lebih aman bagi semua penumpang.