"Kita sedang akan membicarakan itu dalam waktu dekat, tetapi pengintaian terus dilakukan sebagai kegiatan rutin dari aparat kita," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri, Mahfud menuturkan, juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia dan Filipina. "Tetapi, kita sebenarnya sedang berpikir penyelesaian yang jangka panjang, bukan kasus per kasus begitu," katanya.
Jika operasi tersebut bisa berjalan lancar, Mahfud berharap penyergapan pada kelompok Abu Sayyaf bisa dilakukan. "Mungkin ada operasi bersama, mungkin patroli bersama, ada penyergapan bersama bisa macam-macam lah itu," ujarnya.
Sebelumnya dilaporkan, penculikan WNI yang bekerja di Negeri Sabah Malaysia di perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, Sabah, Malaysia, kembali terjadi. Dari delapan kru kapal semuanya WNI, lima orang diculik dan tiga lainnya dibebaskan bersama kapalnya.
Informasi yang diperoleh melalui siaran tertulis aparat kepolisian Tambisan, Sabtu, 18 Januari 2020 menyebutkan lokasi penculikan tidak jauh dari kasus yang menimpa Muhammad Farhan (27) Cs pada 23 September 2019 tepatnya di perairan Tambisan Tungku Lahad Datu.
Kelima WNI itu kapten kapal pukat Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29). Semuanya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan perikanan berbasis di Sandakan, Sabah.