JAKARTA, iNews.id - Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. Soekarno, didampingi Hatta, membacakan naskah bersejarah tersebut di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi), Jakarta Pusat.
Selain Soekarno dan Hatta, deretan tokoh lain ternyata berperan dalam penyusunan teks proklamasi.
Berdasarkan laman Kemendikbud, teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, serta Ahmad Soebarjo, di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Beberapa tokoh dari golongan muda dan tua juga turut hadir di rumah tersebut.
Berikut enam tokoh yang berperan penting dalam penyusunan teks proklamasi:
1. Soekarno
Soekarno memiliki peran paling penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebelum merumuskan, Soekarno dan Hatta diasingkan oleh golongan muda ke Rengasdengklok, Karawang.
Setelah pulang dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta menuju kediaman Laksamana Maeda guna menyusun naskah proklamasi. Naskah akhirnya dibacakan pada Jumat 17 Agustus 1945 yang saat itu bertepatan dengan bulan suci Ramadan.
Tak hanya Soekarno, Mohammad Hatta turut merumuskan naskah Proklamasi. Hatta berperan menyumbang pikirannya secara lisan. Berdasarkan laman Sekretariat Negara, kalimat kedua naskah Proklamasi adalah sumbangan pikiran Hatta.
Hatta mengatakan, kalimat pertama pada naskah Proklamasi hanya menunjukkan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia menentukan nasibnya. Menurut Hatta, perlu ditambahkan pernyataan pengalihan kekuasaan. Maka dari itu, dihasilkanlah rumusan terakhir naskah proklamasi.
3. Ahmad Soebarjo
Tokoh perumus teks proklamasi selanjutnya adalah Ahmad Soebarjo. Di rumah Laksamana Maeda, Ahmad Soebarjo menyumbang pikirannya melalui lisan.
Kalimat pertama dari naskah proklamasi merupakan saran Ahmad Soebarjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai. Sebelum terlibat dalam perumusan naskah proklamasi, Ahmad Soebarjo juga menjadi penengah antara golongan tua dan muda saat peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
4. Sayuti Melik
Sayuti Melik merupakan sosok yang berperan mengetik naskah proklamasi. Tak hanya mengetik, dia juga mengubah beberapa kata yang sebelumnya dirumuskan oleh Soekarno, Hatta dan Soebarjo.
Kata yang diubah itu antara lain, “tempoh” diganti menjadi “tempo”, “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”, serta “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti akhirnya ditandatangani Soekarno dan Hatta. Diketahui, Sayuti merupakan golongan muda yang turut mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.