JAKARTA, iNews.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperingati hari ulang tahun ke-74, Kamis (5/10/2019). Perayaan HUT kali ini mengangkat tema “TNI Profesional Kebanggaan Rakyat”.
Dalam rentang waktu tujuh dekade lewat, TNI telah melewati berbagai dinamika. Berbagai tugas berhasil diemban dan dilaksanakan demi tegaknya kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Membicarakan TNI tidak lepas dari alat utama sistem senjata. Alutsista yang canggih dan modern merupakan keharusan untuk pertahanan negara. Dengan alutsista yang mutakhir, negara dapat menjaga kedaulatannya dari ancaman negara asing.
TNI terus berupaya menambah anggaran pertahanan demi meningkatkan kualitas alutsista ini. Peningkatan jumlah dan kualitas itu dinilai penting, terutama karena Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang luas.
Sejauh ini Indonesia termasuk negara dengan kekuatan militer disegani di dunia. Menurut lembaga Global Fire Power, saat ini kekuatan militer Indonesia di peringkat 16 negara-negara dunia.
Alutsista TNI terdiri berbagai macam, mulai darat, udara, dan air yang digunakan tiga matra yakni TNI AD, TNI AU dan TNI AL.
Berikut 7 alutsista andalan TNI:
1. Tank Leopard 24AD dan 2Ri.
Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman ini memiliki berat sekitar 60 ton dengan panjang 9,9 meter serta lebarnya 3,75 meter. Tank ini dilengkapi meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru dan senjata pelengkapnya 2 x 7,62 mm MG3A1 berisi 4.750 peluru.
TNI AD memiliki dua varian Tank Leopard yakni, 42 unit Tank Leopard jenis 2A4 AD dan 61 unit Tank Leopard 2Ri. Dibekali berbagai tenologi modern seperti night vision tank ini sudah teruji dalam medan tempur di Suriah.
Dalam minimum essential force (MEF) total ada 164 unit Tank Leopard yang akan memperkuat TNI AD. Tank tersebut akan ditempatkan di Batalyon Kavaleri (Yon Kav) di Jakarta dan Jawa Timur.
2. Helikopter Apache AH 64E.
Helikopter canggih produksi Amerika Serikat. Indonesia baru memiliki delapan uni Heli Apache AH 64E ini dengan teknologi lebih mutakhir dibandingkan milik Singapura. Apache merupakan helikopter digital pertama yang dimiliki TNI.
Helikopter-helikopter itu kini sudah ada di Hanggar Skadron 11/Serbu, Pangkalan Udara Utama Ahmad Yani Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad), Semarang, Jawa Tengah.
Terdapat tiga senjata utama yang tertanam di Apache AH 64E. Pertama, automatic gun Canon 30 mm yang bisa menembus baja 2-5 sentimeter. Kedua, roket untuk menghancurkan musuh berjarak 7 Km. Ketiga, misil air to ground.
3. MLRS Astros II MK 6 AV-LMU.
Multiple Launcher Rocket System (MLRS) Astros II MK 6 AV-LMU merupakan peluncur roket buatan Brasil. Alutsista ini dioperasikan oleh Arteri Medan (Armed) TNI AD. Senjata ini mampu meluncurkan 32 roket dalam waktu enam detik. Dengan daya ledak hampir hampir dua hektare, Astros dinilai mampu melumpuhkan basis pertahanan musuh.
4. KRI Rigel 933 dan Spica 934.
Kapal Bantu Hidro Oseanografi kedua milik TNI AL ini dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Prancis. KRI Rigel 933 dan Spica 934 memiliki peralatan survei hingga kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut.
Kapal yang memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six. Kapal paling canggih dan modern di Asia ini juga mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
Kapal ini dibekali dengan kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.
5. Kapal Selam Nagapasa 403 dan Ardadedali 404.
Dua kapal selam andalan TNI AL ini merupakan produksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan. Kedua kapal selam ini merupakan dua dari total tiga kapal selam yang dipesan pemerintah Indonesia dari pemerintah Korea Selatan.
Kapal Selam Nagapasa 403 ini dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan. Termasuk torpedo Black Shark buatan Italia.
Panjang kapal selam ini 61,3 meter, mampu menampung 40 kru kapal. Kecepatan kapal mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan ini mampu belayar lebih dari 50 hari.
Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan Kapal Alugoro-405 di Dermaga Fasilitas Kapal Selam PT PAL (Persero) Surabaya, Jawa timur. Nantinya, kapal selam tersebut akan bergabung di Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II bersama dengan empat kapal selam sebelumnya, yakni KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, dan KRI Ardadedali-404.