Aku di sini
Senyummu, senandungku
Melukis asa dan rasa di langit jingga
Suaramu, desah napasku
Menapaki jejak-jejak senja yang sendu
Aku di sini
Lamunmu, semadiku
Meramu rima dan irama kalbu
Untaikan pinta paling iya di ujung masa
Engkau di mana?
Rintihku lirih memenuhi setiap lekuk lakuna
Ternyata aku bukan pejuang
Aku hanya bisa berdiri di ujung hari
Pandangi lembayung yang menggantung
Aku tetap akan menjaga damba
Bersama senja dan kisah tak usai kita
Taring dibuang jauh ke awan
Pasak sekali pun menikam kuat jantung tuan
Dari setiap untaian kata yang tak berpuas
Aroma darah menyebar, berpendar-pendar
Gubahan setiap renjana yang tidak bisa diantar
Mendung kala langit memerah
Rundung duka kala senja menatap pasrah
Ribut kala atma dipaksa rebah
Mendesah kalah saat raga ternoda ruga
Ributku menjadi sebuah rasa
Senjaku merona tak berpias-puas
Sajakku semakin ganas dan liar
Harapku kau tak lagi menggilas buas
Spektrum cahaya meramu warna jingga
Membayang di punggung segara
Tirai kabut sehalus kain senja
Berjuntai melayang ke akasa
Angin petang menghimpun nada
Ombak menggema setenang jiwa
Dawai asmara terdengar balada
Kala romansa menantikan lahirnya kata-kata
Kekasihku, aku datang
Menepati janji di ambang bayang
Untaian doa bersembunyi di kerumunan lambang
Iringi camar melunasi kehilangan
Suryamu jelmaan kerinduan
Kala jemari menjadi kenang
Bak pintu tertutup diam-diam
Atau nyala lampu meredup perlahan