Dalam upaya pencarian, TNI AL menerjunkan KRI Fanildo 732 dan alat canggih sonar serta kamera bawah laut ROV.
"Setelah kedalaman 35 meter, kamera hanyut terbawa arus. Tapi sempat memantau objek yang diduga kapal," kata Danguspurl Koarmada II, Laksma Endra Hartono.
Teknologi ini membantu memetakan posisi kapal dan mempercepat upaya evakuasi bangkai kapal di kedalaman lebih dari 40 meter.
Tim SAR gabungan menemukan indikasi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya berada hanya 30 meter dari kabel listrik bawah laut yang menyalurkan daya dari Jawa ke Bali.
"Kalau benar kapal ada dekat kabel, maka perlu pemantauan ekstra. Kabel ini tegangan tinggi 150 kilovolt dan harus hati-hati dalam pengambilan langkah selanjutnya," ujar Deputi Operasi Basarnas, Ribut Eko Suyatno, Rabu (9/7/2025).
Kondisi ini membuat proses evakuasi harus dikoordinasikan dengan PLN agar tidak menimbulkan bahaya baru. ROV (Remotely Operated Vehicle) yang digunakan sempat merekam objek logam di kedalaman 48-49 meter.
Itulah 7 fakta terkini tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Operasi SAR pencarian korban diperpanjang tiga hari namun belum berhasil menemukan seluruh korban. Operasi pencarian akan ditutup Jumat (11/7/2025).