2. Jokowi Marah
Jokowi mengatakan, untuk perusahaan sebesar PLN seharusnya memiliki rencana kontijensi guna mengantisipasi kejadian listrik. Mengingat, manajemen PLN diisi orang-orang pintar yang berpengalaman di sektor ketenagalistrikan.
"Pertanyaan saya Bapak Ibu semuanya kan orang pintar-pintar apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun," katanya di kantor PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku heran PLN tidak mengalkulasi manajemen risiko dengan baik. Menurut dia, peristiwa listrik padam terjadi karena PLN tidak mengalkulasi risiko yang ada.
"Kok tahu-tahu drop? Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi," ujar mantan Wali Kota Solo ini.
Presiden menyebut, kejadian padam listrik merugikan semua pihak, termasuk reputasi PLN. Selain itu, konsumen juga dirugikan karena listrik padam terjadi selama berjam-jam.
Mimik muka Jokowi terlihat datar dan tanpa senyuman saat meninggalkan kantor pusat PLN. Jika dihitung, Jokowi hanya sekitar 20 menit, yakni tiba pukul 08.50 WIB dan keluar pada pukul 09.10 WIB.
3. Perintah Jokowi
Jokowi pun meminta PLN secepatnya menyelesaikan peristiwa listrik padam. Dia meminta beberapa wilayah yang listriknya padam segera dipulihkan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali. Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar ini terjadi, sekali lagi saya ulang, jangan sampai kejadian lagi. Itu saja permintaan saya," kata Jokowi, Senin (5/8/2019).
"Pak Jokowi mengatakan harus sesegera mungkin. Cara apapun harus PLN lakukan untuk bisa segera melayani masyarakat," kata Sripeni menanggapi perintah Presiden Jokowi.
Sripeni mengaku Presiden juga meminta manajemen PLN untuk menyiapkan sistem mitigasi risiko yang baik. Dengan begitu saat ada gangguan bisa langsung dideteksi dari awal untuk dilakukan penanganan.
"Cukup clear sekali pesan dari Pak Jokowi, bagaimana PLN merencanaakan program untuk perbaikan ke depan agar risiko seperti ini bisa diprediksi, bisa diperhitungkan dan tidak terulang," tutur dia.