Sayangnya, tidak semua pendaki seberuntung itu. Yodeka Kopaba (21), mahasiswa Universitas Brawijaya, meninggal dunia karena hipotermia saat mendaki pada Agustus 2023.
Dia ditemukan tak sadarkan diri di Pos 2 jalur pendakian Sumberbrantas.
Tragedi juga terjadi akibat sambaran petir. Pada Desember 2016, seorang mahasiswa Unesa tewas disambar petir, sementara dua temannya luka. Kejadian lebih fatal terjadi pada 16 Desember 2019, ketika tiga peserta pelatihan Pusdik Brimob tewas dan lima lainnya luka-luka di Puncak Ringgit akibat petir saat cuaca ekstrem melanda.
Karakteristik cuaca Gunung Arjuno yang tidak menentu membuat jalur pendakian sering ditutup, khususnya saat musim hujan. Cuaca ekstrem berupa hujan es, badai, hingga petir dapat mengancam nyawa pendaki. Salah satu kejadian ekstrem tercatat pada 6 April 2021, ketika badai dan hujan es menghantam ketinggian 2.600 mdpl saat patroli rutin petugas Tahura.
Gunung Arjuno juga pernah menghebohkan dunia maya karena fenomena awan berbentuk mangkok yang muncul pada 5 November 2021.