Pagi itu, ketika salam dan senyummu menyapa,
Aku merasa ada sesuatu yang mengalir deras
Dari dalam jiwaku
Lebih keras dari lagu rintik hujan
Di dedaun kering
Dan halaman sekolah yang kita ditumbuhi
Rumput-rumput teki
Di wajahmu melukiskan hari esok untukku
Untuk teman-teman sekelas dan sebangku denganku
Kau beri kisah tentang cita-cita, tentang pengabdian
Yang mesti dirawat sepanjang masa
Sisi-sisi kehidupan sebagai tujuan penciptaan kita,
Oleh-Nya Yang Maha Kuasa
4. Guru Penggerak Peradaban
Karya: Toto Sugiarto
Wajah ceria… semangat membara
Jiwa pejuang…kobarkan asa
Menanam benih peradaban maju
Guru sejati… selamatkan Negeri
Bumi bergetar menyambut
Guru Beramal saleh menoreh karya
Mencetak generasi … cerdas mulia
Wujudkan negeri adil sejahtera
Wahai guru penggerak
Majulah menjunjung Hidayah
Sucikan diri melangkah pasti
Bumikan peradaban Islam terpadu
5. Merajut Ilmu Membangun Generasi
Karya: Toto Sugiarto
Jiwa pendidik kobarkan nyali
Mengukir jiwa insan cendekia
Tumbuhkan potensi generasi baru
Pembawa panji Islam sejati
Pendidik sejati kuatkan hati
Membangun generasi merajut prestasi
Ilmu terpancar cerdaskan bangsa
Tumbuh kembang cerdas mulia
Pendidik generasi Islam terpadu
Berbekal iman dan ilmu menyatu
Qur’an dan sunah pandu mulia
Ikhlas dan ridha dalam beramal
6. Guruku, Melati di Ujung Laman
Karya: Adin
Bersamamu rekah yang berketap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri
Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam leach
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang
Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah
Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman
7. Gerbang Masa Depan
Karya:Ni Negah Restari
Aku melangkah Dari lembah yang gelap
Helaan nafas yang terhempas
Untuk menggapai secercah harapan
Terhempas gelombang, berpijak batu karang
Kau datang Tangan halusnya menyentuh
Meraba
Membuai
Memeluk dan berpelukan
Jauh di lubuk hati untuk membimbingku
Menuju gerbang masa depan
Dengan tatanan sikap pengetahuan
Dan ketrampilan yang kau tebar
Aku yang dulu bukan apa-apa
Karena kebodohan
Kini aku mampu berdiri tegak
Menjadi siapa dan siapa