"Untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa," imbuhnya.
Daryono menjelaskan, dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia pada 2017, disebutkan di Samudra Hindia selatan Jawa terdapat tiga segmentasi megathrust, yaitu Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat dan Segmen Banten-Selat Sunda. "Ketiga segmen megathrust ini memiliki magnitudo tertarget M8,7," katanya.
Namun, lanjut dia, jika skenario model dibuat dengan asumsi dua segmen megathrust yang 'bergerak' secara simultan, magnitudo gempa yang dihasilkan bisa lebih besar dari 8,7.
"Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan tersebut adalah potensi skenario terburuk (worst case) bukan prediksi yang akan terjadi dalam waktu dekat, sehingga kapan terjadinya tidak ada satu pun orang yang tahu," ujarnya.
Daryono meminta agar semua pihak melaksanakan mitigasi mengantisipasi jika gempa di atas magnitudo 8,7. Di mana hasil monitoring BMKG menunjukkan zona megathrust selatan Jawa sangat aktif yang tampak dalam peta aktivitas kegempaan (seismisitas).