"Dia menggenggam tebing dengan tangan bengkok;
Dekat dengan matahari di negeri-negeri sepi,
Dilingkari dengan dunia biru, dia berdiri.
Laut keriput di bawahnya merangkak;
Dia mengawasi dari dinding gunungnya,
Dan seperti halilintar dia jatuh."
Tiang bendera yang berdiri tegak di pinggir lapangan upacara itu terbuat dari besi. Tinggi tiang itu sekitar 7 meter. Tiang tersebut dicat putih. Di ujung tiang terlihat sang merah putih berkibar. Bendera tersebut baru saja dikibarkan pada upacara Senin pagi.
"Sekolahku"
Sekolahku tampak bersih. Halamannya luas dan ditumbuhi rumput-rumput hijau yang membuat suasana tampak sejuk. Selain itu, halamannya banyak pepohonan seperti, pohon palem, pohon pinang dan lainnya.
Ruang kelas sekolahku cukup besar. Semua lantai ruangan sekolahku menggunakan keramik. Warna cat pintu dan jendelanya berwarna merah.
Di depan sekolahku ada jalan raya. Di dekat parkiran kendaraan sekolahku ada GSG. Di samping kiri kelasku ada beberapa kelas dan ada kantor guru. Itulah sekolahku, sekolah yang menjadi tempat untukku menuntut ilmu.
Ayah, Panutanku
Ayahku bernama Abu Salman. Ayah berpostur sedang, berumur sekitar 54 tahun. Rambutnya putih beruban. Di dagunya terdapat bekas cukur jenggot putih di dagunya. Kulit ayahku kuning langsat. Wajah ayah tipikal Batak dengan rahang yang kuat dan hidung mancung tapi agak besar. Matanya hitam tajam dengan alis tebal. Sepintas ayahku seperti orang India.
Meskipun kelihatannya mengerikan, ayahku orang yang sabar. Wajahnya teduh dan selalu tersenyum menghadapi masalah apa pun. Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang pernah aku kenal. Tidak pernah terlihat marah-marah atau membentak.
Beliau selalu menunjukkan perasaannya lewat gerakan bermakna di wajahnya. Jika melihat anaknya membandel, ayah hanya menggeleng sambil berkata lirih untuk membujuknya. Tidak seperti orang Batak yang logatnya agak keras, ayahku sangat pendiam. Beliau yang irit kata, lebih suka memberi contoh langsung kepada anaknya tanpa perlu menggurui. Bagai air yang mengalir tenang, tetapi sangat dalam. Beliau adalah teladan bagi anak-anaknya.