JAKARTA, iNews.id - Tim Cakra 19 mengklarifikasi pernyataan Capres incumbent Joko Widodo (Jokowi) terkait propaganda Rusia. Maksud dari pernyataan tersebut mengarah kepada modus operandi yang dikenal sebagai Operasi Semburan Fitnah (Firehose of Falsehood).
Ketua Tim Cakra 19, Andi Widjajanto mengatakan, operasi ini digunakan Rusia antara tahun 2012-2017 dalam krisis Crimea, konflik Ukraina, dan perang sipil di Suriah. Hasilnya, muncul ketidakpercayaan masif dari rakyat Rusia terhadap sistem politik yang kemudian dikapitalisasi oleh Lenin saat Revolusi Oktober 1917.
"Di Rusia, modus operandi ini sudah muncul di dekade 1870-an melalui gerakan Narodniki. Gerakan ini dulu dilakukan untuk menjatuhkan Czar Rusia dengan cara terus menerus memunculkan isu-isu negatif,” ujar Andi di Jakarta, Senin (4/2/2019).
Dia menuturkan, evolusi paling mutakhir dari modus operandi ini muncul di beberapa pilpres seperti Amerika Serikat, Brazil, dan Brexit. Dalam tarung pilpres antara Donald Trump melawan Hillary Clinton, strategi semburan fitnah mencapai puncaknya.
Menurutnya, ada pelibatan konsultan politik Roger Stone yang jago dalam menebar kampanye negatif dan sangat ofensif melalui tiga taktik, yaitu serang, serang, serang. Ada terabasan data pribadi melalui algoritma Cambridge Analytica.