Bahkan, kata Zubairi, BPOM menyatakan bahwa potensi imunogenitas Vaksin Nusantara untuk meningkatkan antibodi belum meyakinkan. “BPOM menyatakan jika potensi imunogenitas vaksin ini untuk meningkatkan antibodi itu belum meyakinkan. Sehingga belum bisa ke fase selanjutnya,” katanya.
Zubairi menegaskan Vaksin Nusantara harus menunjukkan evidence based medicine (EBM). Dia menyebut harus mencari bukti ilmiah dan membuat keputusan klinis sesuai bukti dari uji klinis ketika Vaksin Nusantara digunakan. “Bagi saya, tidak ada yang lebih penting selain evidence based medicine (EBM). Kalau uji klinis fase dua ini dilakukan tanpa izin BPOM, rasanya kok seperti memaksakan ya,” ujarnya.