JAKARTA, iNews.id – Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay protes kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasiona (PEN) karena dokter Reisa Broto Asmoro tidak lagi masuk dalam struktur Satgas Penanganan Covid-19. Padahal menurutnya, Reisa bisa meningkatkan imunitas saat menonton laporan Satgas setiap hari.
Hal ini disampaikan Saleh dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Awalnya Saleh protes karena tidak adanya pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Satgas Penanganan Covid-19 selain Menkes Terawan Agus Putranto.
Dia juga protes karena Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto (Yuri) didepak dari Satgas Covid-19 yang baru dibentuk. "Dari organisasi satgas dulu, tadi dikutip sama beberapa anggota soal dihilangkannya orang Kemenkes dari satgas, sekarang dimasukkan setelah dikritik, setelah ribut sana-sini. Beberapa (orang) saya telepon, Pak Yuri, Pak Menkes saya bisikin, Pak Sekjen (Sekretaris Jenderal) Kemenkes saya bisikin juga, seakan-akan Pak Yuri dipecat dari gugus tugas, dulu kan di gugus tugas, setelah berganti Satgas enggak ada namanya," kata Saleh.
Pelaksana harian (Plh) Ketua Fraksi PAN ini bingung kenapa orang Kemenkes dicopot dari organisasi penanganan kesehatan di Indonesia. Sedangkan Menkes, yang awalnya tidak masuk, sekarang ditunjuk menjadi wakil Satgas.
Saleh menilai, kehadiran menkes di Satgas hanya pada tataran kebijakan, sementara implementasi dan teknis tidak ada orang dari Kemenkes. "Namun, sekarang namanya sudah masuk, semoga bisa memperkuat," ucapnya.