Apa Saja Bantuan yang Bisa Diberikan NATO dan Uni Eropa untuk Ukraina?

Sindonews
Revy Marlina DEA (Foto: Sindonews)

Revy Marlina DEA 

Pengamat Kebijakan Luar Negeri Rusia dan Resolusi Konflik di Post-Soviet Space dan Yaman, Lulusan Master bidang Diplomasi dan Negosiasi Strategik Universitas Paris Saclay dan Hukum Internasional Universitas Grenoble Alpes. 

INVASI Rusia ke Ukraina sudah memasuki pekan keempat, sejak dimulai pada 24 Februari. Dunia pun bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan Uni Eropa (UE) dan NATO dalam membantu Ukraina menghadapi Rusia. 

Di dunia di mana multilateralisme terus digaungkan, semakin juga peran organisasi internasional dipertanyakan dalam krisis yang terjadi. Ukraina, negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Uni Eropa, sejak 24 Februari diserang Rusia melalui darat, laut, maupun udara. Menurut Pemerintah Ukraina, sekitar 1.800-2.357 tewas hanya di Kota Mariupol, berdasarkan data sejak 24 Februari sampai 14 Maret 2022. 

Memang terjadi serangan sebelumnya oleh Rusia di Mariupol di mana salah satu rumah sakit menjadi target pada 10 Maret 2022. Pihak Rusia mengklaim terdapat pihak ultra radikalis di dalamnya. Selanjutnya, menurut PBB, 3 juta orang lebih pengungsi telah meninggalkan Ukraina. Tiga negara penerima pengungsi terbesar dalam krisis kali ini adalah Polandia yang menerima sekitar 1,8 juta pengungsi per 15 Maret, disusul Hongaria sebanyak 263.888 orang, dan Slovakia sebanyak 213.000 orang. 

Surat kabar The New York Times menyebut, invasi Rusia terhadap Ukraina merupakan mobilisasi militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Kremlin memiliki alasan khusus atas invasi ini. Invasi yang disebut sebagai 'operasi militer khusus' itu memiliki tujuan untuk melindungi Donbass, terdiri dari Kota Donetsk dan Luhansk, yang berada di timur Ukraina. Kremlin mengumumkan operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, tempat etnis terbesar Rusia dan penutur bahasa Rusia. Tujuan invasi ini, berdasarkan pernyataan Presiden Vladimir Putin untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraia, yakni melindungi etnis dan penutur bahasa Rusia yang terancam atas retorik anti-Rusia yang dilakukan oleh Presiden Volodymyr Zelensky.

Dunia seolah memperdebatkan akar masalah antara kedua negara ini. Apakah benar invasi semata-mata untuk alasan mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina atau ada alasan lain, di mana telah lama diketahui banyak pihak adalah persaingan antara Barat, baik Uni Eropa dan NATO, atas Ukraina. Melihat sejarah yang ada, penulis melihat alasan demiliterisasi dan denazifikasi hanya merupakan pretext atau dalih yang dilakukan Presiden Rusia. 

Sudah sejak lama, semenjak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Putin selalu mengatakan perluasan NATO merupakan suatu ancaman dan Putin menggambarkan disintegrasi Soviet sebagai salah satu bencana terbesar abad ke-20. Setelah negara lain yang bekas Uni Soviet seperti Republik Baltik yang terdiri dari Lithuania, Latvia, dan Estonia bergabung ke NATO, begitu juga Polandia dan Rumania. Jika dilihat, memang Rusia memiliki alasan untuk khawatir, terlebih Ukraina yang walaupun belum secara resmi bergabung ke NATO, namun telah mendeklarasikan niatnya untuk bergabung dan disambut baik oleh NATO, semakin menambah kekhawatiran Rusia. Dua kepentingan Rusia terhadap Ukraina di antaranya adalah Ukraina merupakan negara yang memiliki populasi terbesar di wilayah bekas Uni Soviet (populasi besar berarti pasar besar), yang memiliki total 44,9 juta penduduk, luas wilayah 603.700 km persegi dan yang paling penting Ukraina memiliki perbatasan dengan Rusia. 

Jika Barat berhasil melemparkan rezim demokrasi ke Ukraina, hal ini dikhawatirkan Rusia akan menyebarkan atau sengaja mengekspor revolusi ke negara-negara tetangga (dalam hal ini negara bekas Uni Soviet), termasuk Rusia.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
17 jam lalu

Spesifikasi Rudal Igla-S Venezuela yang Disiapkan Hadapi Serangan Amerika

Internasional
24 jam lalu

Balas Sindiran Trump, Kremlin: Tak Ada yang Bisa Cegah Rusia Uji Coba Senjata

Internasional
2 hari lalu

Disindir Trump soal Uji Coba Rudal Nuklir, Ini Respons Pedas Rusia

Internasional
2 hari lalu

Trump Sindir Uji Coba Rudal Rusia: Perang Ukraina Harusnya Selesai Seminggu kini Hampir 4 Tahun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal