"Bagaimana Pak Jokowi, Mas Gibran, Wong Solo dinilai demikian sangat tidak patut dan tidak santun dan tidak bermoral karena meninggalkan partai dan Ibu Mega misalnya, ini yang saya sebut toxic relationship tadi ini ajarannya siapa, dulu kan tidak begitu," ujarnya.
Dia mengaku sangat membanggakan Gibran. Dia sempat meyakini Gibran akan mengemban jabatan sesuai dengan kematangan dan kedewasaan pengalaman yang diperoleh.
Namun, menurutnya, Gibran dinilai tak patut menjadi sumber inspirasi anak muda karena menggunakan cara yang kedaluwarsa dan sangat orde baru.
"Tiba-tiba mau jadi wapres terus diolok-olok, saya enggak rela sebenarnya kenapa sampai hal demikian hanya gara-gara ada seseorang kandidat calon presiden yang menginginkan dia seorang wakil, ini yang saya sebut toxic relationship," ujarnya.
"(Gibran) tidak bisa direpresentasikan anak muda, karena anak muda tidak dengan cara-cara nabrak sana sini atau menggunakan fasilitas jabatan," tuturnya.