Selain itu, asal usul patung Pancoran Jakarta merupakan rancangan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara.
Proses pemasangan patung Pancoran ini sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang Kepala Negara.
Saat sudah jadi, pemasangan patung pancoran ini menggunakan derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya mencapai 11 ton ini terbagi dalam beberapa potongan dan masing-masing beratnya 1 ton.
Proses pemasangan asal usul patung Pancoran Jakarta ini akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara ditempatkan di lokasi ini karena strategis, yakni merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.
Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 meter, dan kaki patung mencapai 27 meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir Sutami sebagai arsitek pelaksana. Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965.
Sedangkan, biaya pemasangan patung dibayar sekitar Rp5 juta dari total dana Rp12 juta yang sementara masih ditanggung oleh Edhi Sunarso. Biaya pemasangan tak pernah dilunasi oleh pemerintah walau Soekarno sempat menjual mobil pribadinya yang harganya sekitar Rp1 juta.
Edhi Sunarso pun mengembuskan napas terakhir pada 4 Januari 2016, pukul 22.53. Jenazah Almarhum Edhi Sunarso disemayamkan di Sleman, Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Seniman Imogiri.
Jadi, sudah jelaskan asal usul patung Pancoran Jakarta?